
DIWIDA , Cianjur - Kepala Kantor Taman Nasional Nasional Gunung Gede Pangrango merilis surat edaran tentang pemanjangan penutupan rute mendaki Gunung Gede-Pangrango pada tanggal 3 sampai 7 April 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kenaikan frekuensi gempa Vulkanik yang bisa memicu erupsi freatik atau pelepasan uap dari gunung api di Jawa Barat tersebut.
Agus Deni dari Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menyampaikan pendakian Gunung Gede Pangrango memang direncanakan untuk dibuka lagi mulai hari Rabu, tanggal 3 April 2025, setelah tertutup selama tiga bulan. Namun demikian, keputusan ini batal lantaran adanya informasi dari Badan Geologi yang menunjukkan ada peningkatan dalam aktivitas Vulkanik di daerah tersebut.
"Informasi tentang penutupan berdasarkan Surat Edaran Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan Nomor SE 18 Tahun 2025," demikian disampaikan Agus kepada para jurnalis saat berada di Cianjur pada hari Rabu, tanggal 2 April 2025.
Badan Geologi sebelumnya mengumumkan adanya kenaikan aktivitas gempa vulkanik yang menunjukkan peningkatan tekanan di dalam Gunung Gede. Kondisi ini memiliki potensi untuk merangsang erupsi. erupsi erupsi dan tekanan gas di area kaldera.
Terjadi 21 kali guncangan berturut-turut sepanjang 6 jam pada Hari Selasa, tanggal 1 April 2025. Sebenarnya, jumlah tersebut jauh melampaui rata-rata harian dengan frekuensi hingga satu getaran bumi saja setiap harinya oleh Gunung Gede. Meskipun demikian, Badan Geologi tetap mempertahankan tingkat keadaannya sebagai Normal untuk Gunung Gede. Tetapi para penduduk serta tamu dilarang keras mendekati atau menginap di daerah yang memiliki diameter kurang lebih 600 meter dari lokasi Kawah Wadon.
"Terdapat kemungkinan adanya gas dari Gunung Api yang bisa mengancam keselamatan, apalagi kalau dekat dengan area kawah. Oleh karena itu, kami menutup sementara akses untuk mendaki," jelas Agus.
Dia mengkonfirmasi bahwa berita tentang penutupan pendakian sudah disebarluaskan kepada para pendaki potensial, khususnya bagi mereka yang mendaftar untuk mendaki tanggal 3 April. Menurut Agus, peserta dapat merencanakan ulang aktivitas ini.
"Kami imbau agar reschedule. Kami pun akan menempatkan petugas di semua rute pendakian guna memastikan tak ada pendaki yang melanggar aturan," ujarnya.