Menuju Musim Panen Besar, Kementan Siapkan 5.399 Alat Pertanian untuk Petani DIWIDA.NEWS agriculture, commerce, farmers, farming, farming sector <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1CbPbd" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1CbPbd.jpg"/> <p> <span> <b> DIWIDA </b> </span> , <span> <b> Jakarta </b> </span> - Kementerian Pertanian menyalurkan 5.399 unit alsintan moderen guna mempersiapkan sambutan panen raya Yang diprediksi akan dilaksanakan setelah Lebaran pada tahun 2025. Alatnya terdiri dari sebanyak 3.247 unit combine harvester. ombine harvester besar dan 2.152 unit pEmptyEntries ower thresher Alokasinya bertambah dari pencairan sebanyak 1.400 unit. ombine harvester dimensi besar akan mencakup beberapa area di Indonesia sepanjang tahun 2024. </p> <p> Direktur Jenderal Infrastruktur dan Permesinan Pertanian di Kementerian Peternakan Andi Nur Alam Syah menyampaikan bahwa penyaluran alat-alat mesin pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian secara nasional. "Melalui proses otomatisasi tersebut, para petani bisa melakukan panen dengan kecepatan tinggi, menjadi lebih efisien serta mendapatkan hasil tanaman yang berkualitas," ungkap Andi saat memberikan klarifikasi kepada media pada hari Rabu, tanggal 2 April 2025. </p> <p> Andi menilai penggunaan combine harvester dapat menekan angka kerugian panen losses Panen dengan menggunakan mesin bisa mencapai kenaikan sebesar 3-5 persen jika dibandingkan dengan metode manual. Tambahan informasi dari dia juga mengatakan bahwa penggunaan mesin ini mampu memperpendek durasi pemanenan menjadi 3-4 jam untuk setiap hektarnya. Dia menjelaskan, "Ini jauh lebih efisien daripada proses konvensional yang biasanya butuh waktu antara 2 sampai 3 hari untuk sekali hektar." Kata Andi. </p> <p> Andi meyakini power thresher Atau alat pemotong pun bisa meningkatkan produktivitas panen padi dengan sangat baik. Dia menggarisbawahi perbedaannya, power thresher mempunyai kemampuan menggiling padi secara rata-rata antara 300-600 kilogram setiap jam, sedangkan metode manual hanya dapat mengegilng padi kurang lebih 50-100 kg per jam menggunakan jumlah tenaga kerja yang terbatas. " Di samping itu, power thresher Dapat mengurangi kerugian sebanyak 1-2 persen. Alat ini pun dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk memisahkan kotoran dan sekam, sehingga menghasilkan beras yang lebih bersih," lanjut Andi. </p> <p> Badan Pusat Statistik (BPS) mengestimasi bahwa hasil panen beras untuk periode bulan Februari sampai dengan April tahun 2025 di 10 daerah penghasil utama padi bakal mencapai angka sekitar 6,63 juta ton gabah kering giling (GKG). Menurut laporan tersebut, hal ini merupakan indikator penting dari kemampuan produksi pertanian yang harus dibantu oleh perkembangan teknologi canggih supaya para petani bisa mendapatkan hasil maksimal dalam setiap musim tanam mereka. "Andi" menyatakan bahwa melalui penambahan dan pemeliharaan mekanisasi pada tingkatan lebih lanjut bersama dengan adanya peluang panen yang signifikan tersebut, pemerintah percaya kuat bahwa produktivitas sumber daya pangan negara kita akan semakin naik ke level baru." </p> <p> Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya menyatakan bahwa modernisasi pertanian dengan menggunakan peralatan mekanis menjadi komponen penting dalam merancang strategi untuk mengatasi masalah produksi makanan di tanah air. "Kami bertekad memberikan kesempatan kepada para petani agar bisa memiliki alat-alat mesin pertanian yang cukup," ujar Amran. Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa dukungan tersebut bukan hanya akan meningkatkan hasil panen, tapi juga membantu mencapai kemandirian pangan secara berkelanjutan. </p> <p> Pada tahun ini, Kementerian Pertanian telah menetapkan anggaran sebesar Rp10 triliun terkait dengan dukungan peralatan dan mesin pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional. Peralatan-peralatan tersebut meliputi traktor empat roda, traktor dua roda, pengumpul gabah, penanam tanaman padi otomatis, serta pompa air yang akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Namun, seperti dikemukakan oleh Eliza Mardian dari CORE Indonesia bahwa memberikan fasilitas teknologi modern semacam itu tidak secara langsung dapat memperbaiki efisiensi para petani. </p> <p> Penyebabnya adalah alsintan yang ada memiliki ukuran yang cukup besar. Menurut Eliza, ini membuat peralatan tersebut tidak sesuai dengan kebanyakan area pertanian milik para petani, yang luasnya di bawah 0,5 hektar. </p> <p> Dia pernah bertemu secara langsung dengan para petani di Kabupaten Cianjur yang pada akhirnya membuang alat pemanenan otomatis karena terlalu sulit untuk membawanya ke ladang sendiri. "Harap pastikan bahwa teknologi yang tersedia sejalan dengan kebutuhan mereka," kata Eliza ketika diwawancara. Tempo Pada hari Rabu, tanggal 14 Januari 2025. </p> <p> Pada tahun ini, pemerintah telah menganggarkan dana APBN senilai Rp144,6 triliun untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Angka tersebut lebih tinggi daripada alokasi pada tahun 2024 yang hanya berjumlah Rp108,8 triliun. Meski demikian, melihat penurunan produktivitas tanaman padi yang konsisten, Eliza meragukan efektifitas strategi pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan beras. </p> <p> Pilihan keputusan tersebut, menurut Eliza, seharusnya tak cuma fokus pada penambahan produksi, tetapi juga perlu meningkatkan kesejahteraan para pertanian. "Bukan hanya soal jumlah, tapi juga bagaimana kita bisa mendongkrak nasib petani lewat fasilitas yang layak," jelas Eliza. Dia pun sepakat dengan niat pemerintah dalam merombak sistem irigasi serta menciptakan lingkungan riset yang kuat demi menghasilkan bibit beras berkualitas tinggi. </p> <p> Dia mengusulkan agar pemerintah merancang pembuatan mesin penggilingan padi tingkat desa bagi gabungan kelompok tani. Tujuan dari saran ini adalah supaya para petani bisa mendapatkan harga yang wajar dan terhindar dari ketergantungan kepada tengkulak, sehingga secara otomatis akan mendorong peningkatan produksi mereka. Akhirnya, dia berharap dapat dibentuk suatu jaringan koperasi serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang nantinya akan menyediakan ruang untuk produk-produk pertanian setempat. </p> Menuju Musim Panen Besar, Kementan Siapkan 5.399 Alat Pertanian untuk Petani DIWIDA.NEWS agriculture, commerce, farmers, farming, farming sector DIWIDA , Jakarta - Kementerian Pertanian menyalurkan 5.399 unit alsintan moderen guna mempersiapkan sambutan panen raya Yang diprediksi akan dilaksanakan setelah Lebaran… Read more »