{ "@context": "https://schema.org", "@type": "BreadcrumbList", "itemListElement": [ { "@type": "ListItem", "position": 1, "name": "Home", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/" }, { "@type": "ListItem", "position": 2, "name": "News", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=0" }, { "@type": "ListItem", "position": 3, "name": "Subcategory", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=1" } ] }

Film Pabrik Gula telah menarik berbagai macam tanggapan dari para pemirsa. Apa alasan sebanyak itu terdapat pabrik gula di pulau Jawa?

---

DAFTAR DI WhatsApp Saluran, ikuti dan peroleh informasi terkini kami disini

---

DIWIDAOnline.com - Film Pabrik Gula yang dirilis pada tahun 2025 sedang menjadi perbincangan hangat. Banyak komentar bermunculan seiring dengan kepopuleran film tersebut.

Meskipun film tersebut memicu beragam diskusi, penting juga untuk menganalisis alasan di balik keberadaan banyak pabrik gula di Pulau Jawa.

Sinopsi film Pabrik Gula

Film "Pabrik Gula" berdasarkan pada unggahan populer di media sosial karya Simpleman. Para pemainnya meliputi Erika Carlina, Arbani Yasiz, Ersya Aurelia, Vonny Anggraini, Azela Putri, Wavi Zihan, Bukie Basudewa Mansyur, Benedictus Siregar, Sadhana Agung, Arif Alfiansyah, Budi Ros, Hira Dewi Pakis, serta Gilang Deviyaldi.

Cerita dalam Film Gula berceritakan tentang sekumpulan pekerja harian yang beraktivitas di suatu pabrik gula guna mendukung produksi pengepresan tebu saat masa panennya tiba. Tim kerja ini terdiri dari Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Ningsih, serta Franky, mereka pada mulanya menikmati hari-hari dengan lancar tanpa ada hambatan berarti.

Akan tetapi, suasana menjadi menakutkan setelah Endah menyusul bayangan misterius di salah satu malam itu. Dari saat peristiwa itu terjadi, ancaman demi ancaman pun dimulai untuk memergoki para pekerja.

Peristiwa menyeramkan terjadi, mulai dari kecelakaan kerja sampai kematiannya tragis di dalam sumur belakang pabrik. Terkuaklah rahasia gelapnya; ternyata pabrik gula itu bersebelahan dengan wilayah para dewa setan yang murka lantaran sesuatu tertentu.

Makhluk-makhluk gaib ini pun mulai meminta jiwa-jiwa pekerja sebagai pembalasan atas kekecewaan mereka. Di tengah suasana seram yang menusuk tulang dan tensi cerita yang semakin naik, Pabrik Gula mengajak penonton untuk merasakan petualangan penuh teka-teki serta ancaman yang mengancami karakter-karakternya. Apakah mereka siap menghadapi rasa takut yang tidak bisa dielakkan?

Pabrik gula yang terletak di Pulau Jawa

Munculnya pabrik gula di Pulau Jawa tidak terlepas dari kehadiran industri gula di Indonesia yang dimasukkan oleh kolonial Belanda. Di Jawa, perusahaan pengolahan tebu ini berada di sejumlah lokasi di Jawa Tengah serta Jawa Timur.

Di Jawa Tengah terdapat sejumlah pabrik gula, antara lain PG Mojo, PG Colomadu, PG Tasik Madu, serta PG Gondang Baru. Di sisi lain, di wilayah Jawa Timur juga ditemukan berbagai pabrik gula seperti PG Poerwodadi, PG Merican, PG Tegowangi, dan PG Purwosari; jumlahnya cukup banyak.

Besar jumlah pabrik gula yang ada di Pulau Jawa terjadi karena adanya keputusan dari Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda dahulu kala. Setelah peristiwa Perang Jawa usai tahun 1830, Gubernur Jenderal Van Den Bosch mengimplementasikan aturan tanam paksa tersebut.

Program tanam paksa ini diterapkan untuk mengisi defisit anggaran keuangan kerajaan Belanda. Salah satu produk yang wajib diproduksi dalam sistem tersebut adalah tebu. Akhirnya hal itu menyebabkan peningkatan jumlah perkebunan tebu serta pembangunan pabrik gula di pulau Jawa.

Satu daerah di Jawa yang sering kali menjadi lokasi pembangunan pabrik gula adalah Kediri. Di masa tersebut, banyak penduduk asal Jawa Tengah berpindah ke Jawa Timur dengan tujuan menanam tanaman tebu untuk mencari nafkah baru.

Kelahiran dari Undang-Undang Gula atau disebut juga Suikerwet menjadi alasan primer bagi pendirian banyak pabrik gula di seluruh daerah Jawa. Peraturan ini dikeluarkan oleh pemerintahan Kolonial Belanda dengan tujuan untuk meniadakan kewajiban petani tebu harus melakukan ekspor produk mereka ke negara lain.

Dengan Undang-Undang tersebut, peluangpun dibuka bagi para pemilik modal atau investor guna mendirikan industri gula di daerah jajahan Belanda, khususnya Pulau Jawa. Akibatnya, berdirilah banyak pabrik gula di sana.

Salah satu alasan mengapa industri gula di Jawa berkembang pesat adalah karena adanya lahan pertanian yang sangat produktif. Kemajuan dalam sektor gula serta pembangunan pabrik-pabriknya di pulau tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang ideal dan ketersediaan tanah subur bagi budidaya tebu.

Di pulau Jawa waktu itu, terdapat wilayah dengan iklim panas dan tingkat kehujanan yang lumayan. Kondisi tersebut mendorong berkembangbiaknya industri gula di sana. Tercatat pada tahun 1914, jumlah pabrik gula mencapai sekitar 191 unit. Selanjutnya, angka ini meningkat menjadi 200 pabrik gula pada tahun 1925.

Salah satu alasan mengapa terdapat banyak pabrik gula di Jawa adalah karena adanya pembangunan infrastruktur rel kereta api. Di penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20, pihak berwenang Kolonial Belanda melaksanakan proyek penataan rangkaian trek kereta api tersebut.

Konstruksi jalur kereta api tersebut menjangkau hubungan antar-kota serta dalam Kota. Sejak waktunya, moda transportasi berbasis swasta ini mulai merintis kesempatannya. Pada masa itu, kereta menjadi sarana vital untuk mentransportasikan tebu menuju pabrik dan juga mendistribusikannya.

Demikianlah, meskipun ada berbagai macam tanggapan tentang film Pabrik Gula (2025), perlu dipahami alasannya kenapa terdapat begitu banyak pabrik gula di Pulau Jawa. Selamat menyimak.

 
Top