{ "@context": "https://schema.org", "@type": "BreadcrumbList", "itemListElement": [ { "@type": "ListItem", "position": 1, "name": "Home", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/" }, { "@type": "ListItem", "position": 2, "name": "News", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=0" }, { "@type": "ListItem", "position": 3, "name": "Subcategory", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=1" } ] }

Penggemar sepak bola Inggris memberikan perhatian yang sangat besar pada pertandingan antara Tim Nasional Indonesia versus Australia di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pertandingan persahabatan hari ke tujuh babak grup C ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara tim nasional Indonesia dan Australia akan dilangsungkan pada tanggal 20 Maret 2025 di Sydney.

Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Australia tidak hanya mendapat perhatian dari penonton di kawasan Asia Tenggara dan bahkan seluruh benua Asia, tapi juga mengundang minat pecinta sepak bola di Benua Biru.

Publik Inggris melalui salah satu surat kabar terkemuka mereka, The Guardian, juga mengambil perhatian pertandingan antara Indonesia dan Australia dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026.

Terutama mengenai kejutan dari tim Garuda, harapan para pemain Merah Putih di panggung internasional telah berubah, tidak lagi sama seperti dahulu kala.

Mencapai tahap ketiga kualifikasi ini sudah cukup bagi Indonesia baru-baru ini, namun hasrat mereka telah berubah daripada sebelumnya.

Sebagaimana tampak dari hasil seri 0-0 yang dimainkan ketat melawan Socceroos di Jakarta pada September lalu, demikian tertulis dalam artikel The Guardian.

Kehadiran Patrick Kluivert menggantikan posisi Shin Tae-yong mendapat perhatian dari The Guardian, serta disebutkan pula kebijakan naturalisasi pemain berketurunan yang telah konsistently dijalankan.

Australia memang pernah dikenal karena sejumlah pemain sepak bola ternama di Eropa, tetapi saat ini semuanya berkebalikan dan malah Indonesia yang memiliki hal tersebut.

Tim nasional Indonesia diyakini memiliki jumlah pemain yang lebih besar yang berasal dari karir mereka di Eropa dibandingkan dengan tim tuan rumah dalam turnamen tersebut.

"Pertandingan minggu ini di Sydney adalah yang pertama bagi mantan penyerang Barcelona itu."

"Sejak mengambil pekerjaan yang diberikan kepadanya karena banyaknya hubungan Belanda di tim tersebut."

"Program naturalisasi besar-besaran tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, dengan para pemain masih menuju kedutaan besar Indonesia di Eropa hampir setiap bulan."

"Memang, jika Anda memberi tahu orang-orang seperti Tim Cahill, Mark Viduka, dan Harry Kewell pada tahun 2006."

"Ketika Australia memasuki sepak bola Asia bahwa kurang dari dua dekade kemudian."

"Indonesia akan tiba di Sydney untuk kualifikasi Piala Dunia dengan lebih banyak pemain yang berbasis di Eropa daripada tuan rumah," tulis The Guardian lagi.

Selanjutnya, The Guardian mengatakan bahwa Tim Nasional Indonesia berlaku dengan tidak gentar dan tidak merasa akan diintimidasi saat bertanding di Sydney.

Tim Garuda hadir bersama sejumlah pemain yang telah memiliki jam terbang tinggi di Eropa, sementara beberapa lainnya juga aktif di pentas sepak bola Asia.

Oleh karena itu, media asal Inggris tersebut menegur pendukung Australia bahwa kalahnya tim nasional Indonesia dalam pertandingan ini bakal menjadi penderitaan yang mendalam.

Ini adalah fakta sebenarnya: Tidak ada ketakutan, tidak ada perasaan ancaman atau khawatir terkait pertarungan fisik.

Indonesia memiliki pengalaman serupa dengan tuan rumahnya terkait karir mereka di Eropa maupun Asia, walaupun sebagian pemain perlu mengimbangi ketinggian tersebut.

Para pendukung setia Australia pasti merasakan kesakitan dengan kekalahannya tim nasionalnya di hadapan publik sendiri melawan Timnas Indonesia.

"Tetap saja, ini mengindikasikan bahwa kedua negara jiran tersebut mampu berkompetisi satu sama lain guna mencapai pencapaian yang lebih baik," demikian dilansir The Guardian.

 
Top