
DIWIDA – Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump merilis pernyataan yang sangat mengejutkan terkait jalannya kebijakannya dalam bidang perdagangan negerinya.
Pada perintah eksekutif baru-baru ini yang diumumkan oleh Gedung Putih pada hari Rabu, 2 April, Trump mengklaim bahwa defisit perdagangan barang Amerika Serikat yang signifikan dan berkelanjutan kini menjadi ancaman bagi keamanan nasional, tidak hanya persoalan ekonomi semata.
"Masalah ini tidak sekadar tentang angka perdagangan saja," tegas Trump. "Ketidakseimbangan tersebut telah melemahkan sektor manufaktur kami, menghancurkan jaringan pasokan pertahanan, serta menjadikan militer kami tergantung pada lawan dari luar negeri," tambahnya.
Pernyataan itu dikemukakan bersamaan dengan implementasi tarif balas baru, yang bakal mengena kenaikan bea masukan sebanyak 10 persen dimulai pada hari Jumat (4/4) waktu Indonesia, serta akan ditambah lagi bagi beberapa negara tertentu mulai Selasa (8/4).
Trump mengatakan bahwa defisit perdagangan Amerika Serikat yang meroket hingga US$ 1,2 triliun atau kira-kira setara dengan Rp 19.680 triliun di tahun 2024 disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam transaksi bisnis dua arah serta sistim internasional yang dinilainya tak adil.
Dia menyebutkan bahwa berbagai negara partner perdagangan Amerika Serikat menerapkan tariff dan batasan tidak bertarif yang tinggi, ditambah dengan kebijakan ekonomi dalam negeri yang membatasi konsumsi lokal, sehingga meredam ekspor dari AS.
"Bahkan negeri-negeri yang memiliki surplus dagang dengan AS masih condong untuk bersikap diskriminatif terhadap hasil produksi kita," katanya.
" Ini merusak kemampuan produksi dalam negeri kita dengan terstruktur," tandasnya.
Trump juga menggarisbawahi kurangnya fondasi industri perindustrian sebagai penyebab masalah besar, mencakup ketidakmampuan dalam sektor pertahanan untuk bergantung pada barang lokal sampai inventaris senjata Amerika Serikat dinilainya terlalu sedikit sehingga tidak dapat memastikan siaga militer.
"Jika kita tidak memiliki kemampuan produksi yang mencukupi dalam bidang-bidang strategis seperti industri obat-obatan, semi konduktor, serta peralatan berat, maka sulit bagi kita untuk menjaga kedudukan sebagai bangsa yang tangguh," katanya.
Pada laporan yang mencapai lebih dari 15.000 kata tersebut, Trump juga menyambungkan ketidakseimbangan neraca dagang dengan berbagai permasalahan sosial di negara ini, termasuk kehilangan jutaan pekerjaan sektor manufaktur serta penurunan taraf hidup warga di wilayah industri Amerika Serikat.
Dia menggambarkan rentang tahun 1997 sampai 2024 sebagai era gelap dimana Amerika Serikat merugi kurang lebih 5 juta lapangan kerja dalam bidang manufaktur, yang pada gilirannya menimbulkan masalah sosial seperti bertambah banyaknya kasus penggunaan obat-obatan opiat secara berlebihan.
Pernyataan keadaan darurat nasional ini memberikan kepada Presiden wewenang yang lebih besar dalam pengelolaan aliran perdagangan serta pemberian tariff tanpa harus mendapatkan persetujuan dari Kongres.
Trump bahkan membuka kemungkinan menyesuaikan tarif lebih lanjut jika negara mitra menolak memberikan perlakuan dagang yang setara atau melakukan pembalasan atas kebijakan ini.
Kebijakan tersebut diperkirakan bakal mengundang tensi baru dalam konteks keadaan geopolitik dunia yang kini cukup labil.
Meskipun beberapa orang menyambut tindakan tersebut sebagai cara untuk menjaga industri lokal, para ahli ekonomi menganggap bahwa pendekatan Trump bisa meningkatkan ketidakstabilan perdagangan global, termasuk dampaknya pada negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia yang bergantung pada pengeksporan ke pasaran Amerika Serikat.