{ "@context": "https://schema.org", "@type": "BreadcrumbList", "itemListElement": [ { "@type": "ListItem", "position": 1, "name": "Home", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/" }, { "@type": "ListItem", "position": 2, "name": "News", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=0" }, { "@type": "ListItem", "position": 3, "name": "Subcategory", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=1" } ] }

Memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) telah menjadi kebiasaan di Indonesia pada masa peringatan Idul Fitri. Pasangan suami istri yang sudah berkeluarga umumnya pula akan menggratiskan THR kepada orangtua atau bahkan ortunya sendiri.

Akan tetapi, jumlah THR kerap kali menjadi tanda tanya bagi sebagian besar orang. Bagaimana dengan memberikan uang lebaran kepada orang tua setelah menikah? Berapa jumlah yang sesuai untuk mereka?

Aturan tentang Memberikan Tunjangan Hari Raya di Agama Islam

Dalam wawancara Bersama Ustazah Lailatis Syarifah dari Aisyiyah, disampaikan bahwa memberikan Tunjangan Hari Raya kepada keluarga saat Idul Fitri merupakan hal yang dibolehkan dalam hukum.

Ini sesuai prinsip syariah yang menegaskan bahwa segala bentuk transaksi hukumannya diizinkan kecuali terdapat bukti yang melarangnya.

Memberikan tunjangan hari raya dalam bentuk uang hukumnya diizinkan. Sesuai dengan prinsip syariah yang mengungkapkan, Al-asl dalam berurusan dengan hal-hal yang dibolehkan kecuali apa pun yang menunjukkan larangannya. "Awalnya, segala sesuatu yang berkaitan dengan transaksi dianggap sah, kecuali jika ada bukti yang melarangnya," jelas Lailatis.

Di samping itu, pembagian Tunjangan Hari Raya pun bisa menciptakan kegembiraan bagi setiap individu. Selain itu, budaya ini juga mampu mengenalkan kepada anak-anak tentang pentingnya perayaan Idul Fitri sebagai momen istimewa di agama Islam.

"Pada hari ini ketika setiap orang merasakan kegembiraan, anak-anak juga ikut bergembira karena mendapatkan Tunjangan Hari Raya. Ini akan memupuk cintanya terhadap hari raya sebagai momen penting dalam agama Islam," ungkapnya.

Bolehkah Nikah Selama Bulan Ramadhan? Pahami Dasar Hukumnya dalam Agama Islam

Berapa jumlah THR yang diterima oleh pasangan suami istri setelah menikah?

Ibu rumah tangga yang telah berkeluarga dan memiliki anak mungkin masih bingung Menetapkan jumlah uang lembur hari raya (THR) yang sesuai untuk orangtua tidak perlu menjadi beban. Akan tetapi, jangan kuatir karena Bubun akan memberikan beberapa saran tentang cara mengelola keuangan untuk amplop berisi hadiah di masa Lebaran.

Financial advisor , Christina Indah Desheila, sempat berkata kepada bahwa THR masih harus dialokasikan bagiannya untuk angpao, keperluan diri sendiri, serta dana darurat.

THR masih menjadi prioritas utama. self reward "Jangan terlebih dulu memikirkan oranglain, tetapi fokuslah pada keluargamu yang pertama," katanya.

Berikut adalah sebagian dari cara membagi dana THR untuk amplop Lebaran serta keperluan lain pada saat Hari Raya Idul Fitri:

  • Sisihkan 10% dari dana THR Anda untuk self reward Keluarga inti mungkin menggunakannya untuk berlibur ke suatu destinasi pariwisata atau membelikan hadiah seperti mainan bagi buah hati mereka.
  • Sediakan 20% dari dana Anda untuk pembelian parcel atau hampers lebaran. Ingatlah, bunda, agar pengeluaran untuk hal ini jangan melebihi 20% total uang THR Anda.
  • Dedikasikan sekitar 20-25 persen dari dana Anda untuk amplop merah bagi anak-anak serta keluarga, termasuk orangtua. Apabila berkaitan dengan orangtua, Bunda dapat menyampaikannya melalui uang tunai maupun hadiah berupa benda tertentu.
  • Uang sisa THR disisihkan sebagai tabungan harian dan cadangan darurat. Setidaknya dalam waktu tiga bulan mendatang, Ibu masih mempunyai dana simpanan yang berasal dari THR tersebut.

Jadi, Bunda bisa memutuskan jumlah uang yang akan diserahkan kepada orangtua pada hari Lebaran mendatang.

Keaslian Tradisi THR di Indonesia

Dilansir dari laman detikcom, THR telah hadir di Indonesia sejak tahun 1951 atau dengan kata lain saat era kepemimpinan Perdana Menteri Soekiman Wirjosandjojo.

Saat itu, ketika THR baru saja diperkenalkan, aslinya berasal dari salah satu program tugas kabinet Soekiman yang diambil alih setelah ia dilantik pada bulan April tahun 1951 dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan pegawai negeri.

Dimulai dari titik tersebut, kabinet Soekiman mengambil keputusan untuk memberikan insentif kepada anggota Pamong Pradja (yang sekarang dikenal sebagai PNS) di depan peringatan hari besar. Demikianlah cerita pendek tentang asal-usul THR yang masih berlanjut hingga masa kini.

Namun demikian, sekarang istilah THR juga digunakan untuk merujuk pada amplop Lebaran yang diserahkan kepada keluarga, seperti orangtua, anak-anak, serta kerabat.

Pilihan Redaksi
  • 7 Tips Menyelesaikan Perselisihan bersama Suami/Istri di Saat Bulan Puasa Ramadhan
  • Peraturan dan Ketentuan Mengenai Kegiatan Mesra Selama Malam Di Bulan Ramadhan
  • Mana Yang Harus Diprioritaskan Antara Memenuhi Kebutuhan Istri Atau Ibunya? Pahami Hukumannya Dalam Agama Islam

Berikut ini adalah jumlah tunjangan hari raya bagi para orangtua serta mengenai sumber dan sejarahnya. Mudah-mudahan informasi ini berguna, Bun.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway , yuk join Komunitas Squad. Terdaftar dan ketuk di SINI . Gratis!

 
Top