{ "@context": "https://schema.org", "@type": "BreadcrumbList", "itemListElement": [ { "@type": "ListItem", "position": 1, "name": "Home", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/" }, { "@type": "ListItem", "position": 2, "name": "News", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=0" }, { "@type": "ListItem", "position": 3, "name": "Subcategory", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=1" } ] }

DIWIDA , Jakarta - Sebuah studi yang dimuat dalam Jurnal Bisnis dan Pemasaran Industri mengungkapkan bahwa bisnis penyewaan pakaian Yang dipromosikan sebagai lebih baik untuk lingkungan justru cenderung tidak tahan lama. Pelaku dalam model bisnis itu menyebutkan bahwa sistem sewa dapat mengurangi volume sampah dari sektor pakaian.

"Meminjamkan pakaian bisa meningkatkan usia pakainya, yang pada gilirannya mendukung pola penggunaan jangka panjang," ungkap Frida Lind, seorang peneliti di Chalmers University of Technology Swedia, seperti dilansir. Earth.com Pada hari Rabu, tanggal 2 April 2025.

Dalam penelitian berjudul 'Menjelajahi model peminjaman untuk barang pakaian—interaksi sumber daya untuk menciptakan nilai' Yang dirilis pada Senin, 6 Januari kemarin, Frida bersama dengan dua peneliti lain mengamati sembilan perusahaan sewa pakaian di Swedia. Hanya sebagian kecil dari total perusahaan itu saja yang kini masih beroperasi; sisanya telah ditutup.

Terdapat tiga model sewa pakaian yang digunakan oleh badan tersebut, yakni sewa berdasarkan keanggotaan, langganan bulanan, serta persewaan individu. Dalam sistem keanggotaannya, pelanggan melakukan registrasi dan dapat meminjam baju selama periode tertentu, mirip dengan cara mengambil buku dari sebuah perpustakaan.

Bagi sistem langganan, pelanggan diharapkan melakukan pembayaran setiap bulan serta mendapatkan opsi pakaian yang bisa dipakai secara bergantian. Sementara itu, program individu dirancang khusus bagi para penyewa yang ingin meminjam satu jenis pakaian spesifik untuk keperluan tertentu, misalnya kostum berkendara jetski.

Model bisnis ini, seperti yang ditunjukkan oleh riset itu, memerlukan periode cukup lama. Tahapannya meliputi pengiriman baju bekas, inspeksi item-item tersebut, proses pembersihannya, sampai akhirnya siap lagi dipinjamkan ke konsumen. Para peneliti menyatakan bahwa mayoritas sistem semacam ini perlu dukungan ekstra serta waktu signifikan supaya dapat tetap eksis dalam persaingan pasaran.

"Perusahaan pun kesulitan karena biaya gudang dan logistiknya sangat tinggi," jelas Frida.

Penelitian serupa menunjukkan bahwa sektor fashion merupakan kontributor utama terhadap pencemaran global. Misalnya, lebih dari 90 persen sampah pakaian di Swedia berkontribusi pada perubahan iklim secara merugikan. Akan tetapi, para peneliti belum menguji efek lingkungan dari tiap jenis bisnis dalam laporan tersebut.

Hasil penelitian dari Chalmers University of Technology mengindikasikan bahwa 70% efek pada lingkungan karena pakaian timbul selama proses pembuatannya, sementara sisanya berkaitan erat dengan perilaku belanja para konsumen. Menurut Frida, sistem sewa pakaian bisa membantu meningkatkan durasi penggunaan setiap item pakaian tersebut jika dibandingkan dengan pakaian-pakaian yang jarang dipakai dan hanya dibiarkan begitu saja di dalam lemari. Di Amerika Serikat, tiap orang cenderung membuang kurang lebih 81 pon atau sekira 36,74 kilogram pakaian per tahun. Sementara itu, jumlah sampah pakaian di Uni Eropa mencapai kisaran 26 pon atau sekitar 11,79 kg per orang pertahun.

Pasar Khusus yang Menjanjikan

Peneliti-peneliti itu mengungkapkan bahwa tidak seluruh model bisnis sewa pakaian memiliki pengaruh negatif pada lingkungan. Beberapa perusahaan justru menargetkan segmen pasar yang lebih tertentu, misalnya untuk keperluan outdoor.

"Mereka mengidentifikasi segmen pasar mereka dan menyadari adanya permintaan spesifik yang membuat konsumen rela membayar tiap kali mereka memerlukan jenis pakaian tersebut," jelas Frida.

Perusahaan persewaan pakaian yang menjalin kerjasama dengan pembuat, perancang, serta penjual pakaian dapat merasakan keuntungan tambahan. Model bisnis sewa-menyewa ini tetap mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan mode terkini.

 
Top