Profesi astronot kerap menjadi jawaban bila anak-anak diminta menyebutkan impiannya untuk masa depan. Untuk pikiran polos para kecil itu, astronot memang kelihatan seperti pekerjaan yang sungguh menarik. Astronot memiliki kesempatan melaju dan menjelajahi benda-benda langit yang jarang dapat dilihat atau dicapai oleh manusia biasa. Tetapi pada kenyataannya, ada banyak risiko yang harus dihadapi seorang astronot selama bertugas di ruang hampa.
Berbicara tentang astronot tentu tidak lepas dari pakaian luar angkasa ( spacesuit ) atau lebih dikenal sebagai pakaian astronot yang begitu terkenal. Pakaian astronot diciptakan secara khusus untuk membantu manusia tetap bertahan ketika berada di ruang angkasa dengan kondisi lingkaran yang sangat berbeda dari Bumi. Pakaian ini dilengkapi dengan teknologi maju sehingga bisa mensimulasikan suasana Bumi bagi siapa pun yang mengenakannya di luar atmosfer kita.
Berikut ini empat fakta ilmiah mengenai apa yang bakal terjadi kepada seorang astronot apabila pakaian antariksa mereka rusak ketika sedang melakukan ekstravaksi dalam ruang angkasa: 1. Kelebihan Tekanan: Astronot bisa kehilangan kesadaran hanya dalam hitungan detik akibat tekanan rendah. 2. Pengembunan Cairan Tubuh: Air dan cairan tubuh lainnya dapat mendidih dengan cepat di lingkungan tanpa atmosfer seperti itu. 3. Pembengkakan Ekstrem: Akibat hilangnya udara bertekanan, jaringan tubuh menjadi sangat membuncit. 4. Kebocoran Udara Dalam Paru-paru: Jika paru-paru pecah karena perubahan tekanan, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan serius atau bahkan kematian. Informasi ini disimpulkan dari beberapa referensi tentang situasi darurat luar biasa semacam ini bagi para pekerja luar angkasa.
1. Badan astronot akan membesar

Salah satu aspek dari pakaian astronot adalah terdapatnya kontrol tekanan atmosfer. Menggunakan kostum astronot membuat para astronot dapat bertahan dalam kondisi dengan tekanan sama seperti di permukaan Bumi walaupun mereka berada di ruang luar yang memiliki tekanan sangat rendah. Ini krusial bagi keberlangsungan hidup astronot saat melakukan aktivitas di luar pesawat ruang angkasa.
Keadaan horor bakal dirasakan oleh seorang astronot apabila pakaian luar angkasanya rusak, terutama pada bagian yang mengontrol tekanan. Dalam situasi tersebut, badan sang astronot bisa bertambah besar akibat gas-gas di dalam tubuh membesar dan hal itu dengan cepat dapat menjadi ancaman serius bagi kehidupan.
Badan manusia mencakup sekitar 60% cairan dari keseluruhan bobotnya. Ini memberikan risiko besar bagi tubuh manusia untuk membengkak saat berada di ruang angkasa tanpa adanya pelindung seperti pakaian astronot. Menurut prinsip fisika, tingkat pendidihan secara langsung berkaitan dengan tekanan atmosfer.
Oleh karena itu, jika seorang astronot berada di ruang hampa tanpa menggunakan pakaian antariksa, cairan di dalam tubuh akan dengan cepat mendidih dan menjadi gas serta uap air yang kemudian terakumulasikan di dalam sel-sel dan pembuluh darah. Secara fisik, tubuh astronot ini akan tampak membesar. Dalam konteks medis, situasi seperti ini dapat merusak fungsionalitas organ tubuh sehingga bisa mengarah ke kematian.
2. Astronot akan mengalami kekurangan oksigen.

Manusia memerlukan oksigen agar dapat bernafas. Di bumi, manusia tak mengalami kendala dalam pernafasan akibat kelimpahan oksigen. Sementara itu, kondisi tersebut bertolak belakang ketika berada di ruang angkasa dimana kadar oksigennya sangat rendah dan kurang mencukupi bagi keperluan nafas manusia.
Baju astronaut dilengkapi dengan Portable Life Support System (PLSS) memiliki salah satu komponennya yaitu tabung oksigen. Tabung ini amat vital dalam memberikan oksigen kepada astronot selama melakukan aktivitas di luar pesawat ruang angkasa, memastikan bahwa mereka tetap bisa bernafas dengan normal. Oleh karena itu, jika terjadi masalah pada kostum astronot, lebih-lebih mengenai fungsinya sebagai sumber pasokan oksigen, sang astronot mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen dan hal tersebut bisa menimbulkan kondisi hipoksia.
Orang yang menderita hipoksia umumnya akan merasakan kepala berputar serta tubuh letih. Selanjutnya, mereka juga bisa menjadi bingung dan hilang arah. Bila situasi ini dibiarkan tanpa perawatan medis tepat waktu di stadium serius, hal itu bisa menimbulkan kerusakan otak tetap dan bahkan kematian.
3. Astronot akan mengalami kondisi panas berlebihan serta suhu tubuh yang terlalu rendah.

Suhu di ruang angkasa dapat menjadi ekstrem baik dalam keadaan dingin maupun panas. Saat sebuah area atau benda tertular cahaya matahari, temperatur bisa naik hingga sekitar 120 derajat Celsius. Di sisi lain, saat tidak mendapatkan paparan cahaya matahari, suhunya bisa jatuh drastis sampai -150 derajat Celsius.
Pakaian astronot dirancang dengan sistem pelindung yang membantu mempertahankan suhu tubuh pemakainya secara konstan. Oleh karena itu, apabila pakaian ini rusak saat sedang di ruang angkasa, seorang astronot bisa menderita hipertermia akibat panas berlebihan serta hipotermia disebabkan oleh dingin ekstrem. Dalam kondisi terparah, orang tersebut bisa mengalami kejang, halusinasi, bahkan hilangnya kesadaran.
4. Mengalami paparan terhadap radiasi sinar kosmik

Bahan yang digunakan untuk membuat pakaian astronot adalah material anti-radiasi. Ini dilakukan agar astronot bisa terlindung dari ancaman paparan sinar kosmik. Saat mereka ada di ruang angkasa, pengaruh paparan radiasi tersebut jauh lebih signifikan. Di luar angkasa tak hanya kehilangan perlindungan lapisan atmosfer yang biasa menyerap sebagian sinar kosmik layaknya di Bumi, tetapi juga menghadapi tingkat radiasi sinar kosmik yang lebih tinggi akibat adanya sumber lain seperti supernova. black hole .
Apabila seorang astronot berada di ruang angkasa ketika kostum antariksanya mengalami masalah atau cacat, risiko paparan terhadap radiasi kosmis bakal meningkat signifikan. Ini dikarenakan kurangnya perlindungan dari kostum tersebut serta absennya atmosfir Bumi untuk menetralkan radiasi itu sendiri. Paparan semacam ini bisa memicu kerusakan pada DNA atau penyakit kanker.
Di penghujung hari, kita menyadari bahwa pakaian astronot tidak hanya semacam seragam pekerjaan layaknya kemeja polisi, militer, atau dokter. Justru, baju astronot adalah sebuah sistem kehidupan yang melindungi diri mereka saat berada di ruang hampa. Dapat disimpulkan jika keselamatan seorang astronot sangat tergantung pada pakaian spesial tersebut ketika bertugas di luar atmosfer bumi.