{ "@context": "https://schema.org", "@type": "BreadcrumbList", "itemListElement": [ { "@type": "ListItem", "position": 1, "name": "Home", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/" }, { "@type": "ListItem", "position": 2, "name": "News", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=0" }, { "@type": "ListItem", "position": 3, "name": "Subcategory", "item": "https://anihrasul.blogspot.com/search/label/news?m=1" } ] }

DIWIDA , Jakarta - Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menyebutkan bahwa mempersiapkan mental sangat penting agar dapat menjaga keseimbangan di antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Ia merekomendasikan beberapa teknik dalam menghadapi hal tersebut. post-holiday blues —gejala stres dan khawatir karena perpindahan dari liburan ke rutinitas pekerjaan—setelah ini Lebaran .

"Manfaatkan masa peralihan ini untuk meninjau prestasi yang telah dicapai dan menyusun sasaran baru," ucapnya. Tempo , Selasa, 1 April 2025.

Menurut Imran, karyawan dalam kelompok umur produktif, antara 30 hingga 45 tahun, cenderung lebih mudah terpengaruh oleh masalah psikologis setelah liburan. Grup usia tersebut biasanya dihadapkan pada standart tinggi serta tujuan kerja yang ketat, menyebabkan mereka harus menyesuaikan diri secara cepat dan hal itu bisa menciptakan tanda-tanda stres dan kekhawatiran.

Studi lain mengindikasikan bahwa pekerja berada di level ekonomi tengah hingga bawah cenderung merasakan tingkat kekhawatiran yang lebih besar. Menurut Imran, hal ini semakin memburuk karena terbatasnya kesempatan untuk mendapatkan dukungan kesejahteraan mental seperti konsultasi profesional ataupun program pembimbingan dari pihak tempat mereka bekerja. Pegawai pada bidang-bidang yang melibatkan stres intens seperti melayani konsumen, penjualan, serta jasa, pun lebih cepat menampilkan tanda-tandanya. burnout .

Imran menyebutkan sejumlah pendekatan baik yang dapat dijalankan guna menangani masalah tersebut. post-holiday blues :

Terimalah Perkembangan dan Aturlah Ekspetasi Anda

Setelah merasakan keseruan bertemu dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, para pegawai kemudian menghadapi suasana kerja yang dipadati tujuan-tujuan serta stres. Ahli-ahli merekomendasikan supaya mereka memandang perasaan terbebani tersebut sebagai hal biasa dalam proses transisi.

Lebih baik daripada mencoba terlalu keras untuk segera sangat produktif, kita perlu mengatur ekspektasi di awal beberapa hari ini. Membiarkan diri beradapat pelahan dapat membantu mencegah keletihan emosi.

Kembalikan Ritmenya dan Tenaga dengan Gizi

Musim liburan kerap kali mengganggu rutinitas tidur dan kebiasaan sehari-hari. Agar dapat kembali beraktivitas dengan semangat, hal pertama yang harus dikerjakan adalah menyeimbangkan ulang irama internal tubuh kita. Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan lagi jadwal istirahat secara teratur.

Metode alternatif yang lain adalah membuat daftar tugas atau aktivitas tersebut. to-do list Harian dengan fokus pada prioritas yang terdefinisi dengan baik. Dimulai dari pekerjaan-pekerjaan sederhana dan cepat selesai guna menciptakan perasaan berhasil.

Atur Stres Menggunakan Metode Relaksasi

Metode rileksasi semacam meditasi pendek, bernafas dalam-dalam, ataupun olahraga ringan dapat digunakan. mindfulness Selama 5 sampai 10 menit tiap pagi ternyata ampuh dalam mengendalkan pikiran. Jangan lewatkan juga faedah dari berolahraga secara ringan guna meringankan tekanan mental. Melakukan jalan kaki ataupun latihan senam sejenak di tengah kesibukan bisa memicu pelepasan hormon endorfin yang membantu meningkatkan suasana hati serta mereda stres.

Mencari dukungan sosial di tempat kerja

Menyesuaikan diri dengan lingkungan kantor setelah istirahat yang lama tidaklah secepat memutar balikk tangan. Di samping merencanakan ulang agenda harian, kita juga dapat menceritakan pengalaman serta emosi pada sesama pekerja agar mendapatkan dukungan psikologis. Sejumlah organisasi pun telah menginisiasi kegiatan seperti ini. catch-up informal, seperti coffee morning , agar seluruh staf dapat bertukar cerita tentang perjalanan mereka.

 
Top