News.Life

Most young individuals mention customer service and usability when listing why they remain loyal to their present bank. The predominant answers encompass the conveniences provided by mobile banking services, accessibility to digital credits, and confidence in the institution's reliability and standing. Fewer youths select their banks due to compliance with Islamic financing guidelines.
For banks—be they full-scale Islamic entities or standard banks providing Islamic finance via specific windows—the above observation offers a chance to adjust their product offerings and promotional activities towards meeting contemporary banking preferences and shifting client demands. Over recent times, Islamic finance has become a significant element within the worldwide financial domain, showcasing its capability to foster enduring economic progress.
Islamic finance reached maturity around fifteen years after being introduced in Kenya. Its influence persists, fueled by increasing desire among consumers for moral and Sharia-adherent monetary solutions. Presently, Kenya hosts three pure-play Islamic banks along with several mainstream banks such as KCB Sahl and NBK Amana, which provide Islamic finance items through specialized sections.
Customer engagement with these systems has grown substantially throughout the years. Today, Islamic banks draw clients not just from customary Muslim demographics but also from those outside Islam looking for virtuous fiscal choices. Nevertheless, achieving success amidst today’s intricate and fiercely contested financial market necessitates adapting Islamic banking practices beyond historical norms.
Our observations regarding youthful clientele across different types of banking suggest changing motivations behind choosing where to deposit one’s finances. Older cohorts typically prioritize safeguarding assets securely; however, millennials focus instead on simplicity, technological advancement, and tailored interactions.
To make Islamic banking appealing broadly, bridging the technology divide becomes crucial. Investment should target intuitive smartphone apps, seamless online transaction frameworks, and creative loan schemes fitting entrepreneurial aspirations and educational pursuits.
Additionally, educating young adults concerning Islamic economics remains essential using cutting-edge communication tactics involving social networks, prominent personalities, and interactive web materials.
Lastly, forward-thinking lenders ought to foresee requirements particular to emerging borrowers by introducing permissible small loans aimed specifically at budding business owners and scholars requiring immediate funding devoid of usury components. Embracing progressive enhancements ensures Islamic banks maintain relevance as conscientious contenders within the industry realm.
The author serves as the Chief of Islamic Finance at KCB SAHL Bank. Content supplied courtesy of SyndiGate Media Inc.
Syndigate.info
).

Islamic Finance Must Adapt for Deeper Inclusion – International Edition

Unknown banking, finance news, financial services, fintech, islam

Apabila seseorang laki-laki menikah dengan wanita yang disayangi, dia akan menyediakan berbagai jenis harta seperti benda, uang, ataupun hal lain untuk menjadi bukti komitmennya. Hal tersebut dinamai sebagai mahar atau juga bisa dikatakan sebagai maskawin.


 Walau demikian, dalam agama Islam terdapat sejumlah bentuk Mahar yang diharamkan, hal ini penting untuk diketahui mengingat bahwa Maher adalah salah satu unsur agar pernikahan sah dan harus diserahkan oleh calon suami kepada istri.


 Dalam buku
 
 Sejarah Ibadah
 
 Karya Syahruddina El-Fikri menjelaskan bahwa salah satu syarat wajib bagi mempelai pria adalah menyediakan mahar untuk istrinya. Hal ini pun ditegaskan dalam Al-Quran pada Surah An-Nisa Ayat 4.


 
 Berikan kepada wanita-wanita itu hak-haknya sebagai pemberian, lalu jika mereka mengizinkan Anda melepaskan sesuatu darinya dengan suka cita maka makanlah dengan cara yang menyenangkan dan terpuji.
 


 
 Artinya:
 


 
 Sediakankan mahar untuk wanita (yang akan kau nikahi) sebagai hadiah tanpa paksaan. Setelah itu, bila mereka memberikan kepadamu bagian dari (mahar tersebut) secara sukarela, terima lah dan rayakanlah anugerah ini dengan gembira.
 


 Pemberian suami terhadap calon istrinya nantinya dapat juga dianggap batal berdasarkan sejumlah ketentuan tertentu. Lalu, apa sajakah mahar yang dilarang dalam agama Islam? Mari kita bahas lebih lanjut!

<h2>
 1. Perdagangan menggunakan benda terlarang
</h2>
<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BeE3h" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BeE3h.jpg"/>

 Mahar yang dihindari dalam Islam yaitu memberikan sesuatu yang haram entah dari segi substansinya atau metode mendapatkannya. Sebagai ilustrasi, hal ini mencakup perkara seperti:
 
 khamr
 
 , serta bermacam-macamm barang yang sudah dilarang oleh agama.


 Sebab itu, keduanya tak boleh disatukan, karena Islam tidak mengizinkan motif baik dikaitkan dengan perilaku buruk. Apalagi, kami berharap ibadah perkawinan yang dilangsungkan selama hayat menjadi penuh berkah dari Allah SWT.

<h2>
 2. Mahar yang membebani
</h2>
<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BeLnP" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BeLnP.jpg"/>

 Apabila dijalankan sebagaimana sunah Nabi Muhammad SAW, mahar yang tidak dibenarkan dalam agama ini adalah hal-hal yang menyusahkan. Ternyata, bukan saja menjadi beban bagi orang yang memberikan mahar, tetapi mahar dengan jumlah besar juga dapat menimbulkan permasalahan bagi kedua belah pihak pengantin baru.


 Tidak mudah bagi seseorang menghadapi beban mahar yang berat sehingga mereka mungkin mundur dari keinginan cepat menikah, akibatnya bisa jadi akan terjadi keterlambatan pernikahan. Oleh karena itu, Nabi telah menyampaikan nasihat ini dalam suatu hadits.


 Rasullullah
 
 Sallallahu Alaihi Wasallam
 
 bersabda:


 
 Perkawinan yang memberi berkat terbanyak ialah perkawinan dengan pengeluaran seminimal mungkin.
 
 (HR. Ahmad)

<h2>
 3. Harta Yang Tidak Berharga
</h2>
<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BeJ0E" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BeJ0E.jpg"/>

 Walaupun disarankan untuk memberikan mahar tanpa beban berlebihan, ini bukan berarti pihak laki-laki bisa menentukan jumlah mahar sembarangan. Tetapi, mereka masih perlu menyediakan sebanyak mungkin sesuai dengan kapabilitasnya.


 Beberapa hal yang disarankan, seperti perlengkapan sholat, emas, dan sebagainya. Jika terlalu memberatkan, pria pun memiliki hak untuk mengambil opsi cicilan atas mahar yang diharapkan oleh pasangannya.

<h2>
 4. Transaksi melibatkan praktik pembriharaan dan perdagangan
</h2>
<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BeJ0K" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BeJ0K.jpg"/>

 Seperti halnya hutang, perjanjian jual beli dinyatakan haram apabila digunakan sebagai salah satu ketentuan untuk menikah. Jenis mahar yang tidak dibenarkan dalam agama Islam contohnya adalah bila seorang wanita menghadiahkan seekor unta kepada pria dan kemudian ia meminta bayaran tertentu atas unta itu, sementara syaratannya adalah si pria akan menjadikan wanita tersebut istri jika kesepakatan telah tercapai melalui transaksi tersebut.


 Imam Syafi'i dalam
 
 Al-Umm 10: Buku Utama Hukum Islam Versi Terjemahan
 
 pernah menjelaskan,

<blockquote>
 
 
 Bila seorang wanita menikah dengan pria dan maharnya adalah hal yang tak bisa diberikan sebagai gaji (ju'l), misalnya jika ada orang mengatakan, 'Aku akan menikahkanmu dengan syarat kau harus memberiku budak yang kabur dari milikku.'
 
 
 
 
 Atau ia mengatakan, "Aku kawinkan engkau dengan mahar bahwa engkau harus memberikan kepadaku unta milikku yang lari." Apabila hal tersebut terjadi, maka seluruh syarat tersebut dilarang dari segi hukum, namun perkawinan yang telah dilangsungkan tetap sah dan isteri memiliki hak untuk mendapatkan mahar yang pantas bagi dirinya."
 
 
</blockquote>
<h2>
 5. Uang hantaran dari sang calon ayah mertua juga merupakan sebuah pinjaman.
</h2>
<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BeBGT" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BeBGT.jpg"/>

 Pada situasi seperti itu, apabila ada suatu persyaratan di mana seorang lelaki mengharuskan pengumpulan hadiah bagi bapak dari calon isterinya sebagai bagian dari mahar pada saat ia menikahkan gadis tersebut, tuntutan semacam itu tergolong ke dalam jenis mahar yang tidak dibenarkan oleh agama Islam.


 Perjanjian serupa ini mirip dengan sebuah transaksi, di mana salah satu pihak yang terlibat dalam kesepakatan tersebut mensyaratkan hak istimewa baginya sendiri. Karena alasan itu, perkawinan dengan kondisi demikian tidak dibenarkan.

<h2>
 6. Mahar yang cacat
</h2>
<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BePQb" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BePQb.jpg"/>

 Apabila ada orang yang menyediakan mahar dengan kekurangan, merujuk pada buku tersebut
 
 Bidayatul Mujtahid
 
 Menurut Ibnu Rusyd, sebagian besar ahli agama menyatakan bahwa perkawinannya masih sah.


 Walau demikian, para ahli agama memiliki pandangan yang bervariasi tentang hak istri untuk menuntut kembali mahar tersebut, entah itu dalam wujud uang senilai dengan nilai aslinya, barang setara, atau mahar baru.
 
 mitsil,
 
 yang nilainya sama dengan apa yang diterima oleh wanita lain dalam situasi sebanding.


 Dalam hal ini, Imam Syafi'i memiliki dua pandangan. Terkadang beliau berpendapat bahwa istri dapat meminta pengembalian dalam bentuk harga mahar, dan di lain waktu, beliau berpendapat bahwa penggantiannya bisa dalam bentuk mahar
 
 mitsil
 
 .
 
 Wallahu a'lam bissawab.
 


 Demikianlah penjelasan mengenai mahar yang tidak boleh dilakukan menurut agama Islam. Karena itu, keluarga pengantin pria harus lebih teliti dan memberikan hal terbaik untuk calon istri mereka.

6 Harta Karun yang Dilarang dalam Agama Islam, Sudah Tau?

Unknown culture, islam, marriage, relationships, religion

Apabila seseorang laki-laki menikah dengan wanita yang disayangi, dia akan menyediakan berbagai jenis harta seperti benda, uang, ataupun hal lain untuk menjadi bukti komitmennya. Hal tersebut dinama…