News.Life

「mixi2」Webブラウザー版がフライングからの継続公開、PCから投稿だけは可能に／エイプリルフールネタかと思いきや“本当に”開発中

Unknown news, news media, social media, software and applications, technology

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1CbZhM" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1CbZhM.jpg"/>


 （株）MIXIは4月1日、同社が提供するSNS「mixi2」のWebブラウザー版を公開した。同日のエイプリルフールにあわせて公開された“極秘開発中”のバージョンという位置づけだったが、執筆現在も開発および公開状態が継続中で、MIXI IDアカウントをもっているユーザーであれば、実際にログインしてポストすることも可能。


 「mixi2」は「繋がった人、繋がりたい人との関係性を深められる」ことを目指した新しいSNSで、特徴はデフォルトが時系列で並ぶ「フォローTL」であること。2024年12月に正式リリースされたが、モバイルアプリ（Android/iOS）のみの対応となっており、PCからのフル機能利用には非対応だった。


 今回公開されたWebブラウザー版では、いまのところポスト機能のみを提供中（公式サイトでは“フライングで”としている）。モバイルアプリから投稿したポストや過去のタイムラインを見たり、「コミュニティ」機能にアクセスしたりすることはできない。


 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1CbNYJ" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1CbNYJ.jpg"/>


 なお、多くのユーザーからエイプリルフール期間だけのキャンペーンと思われたWebブラウザー版「mixi2」だが、同社は公式X（Twitter）にて「“本当に”開発中です！！」と発表。「今後もアップデートを重ね、できることを増やしていきます」としている。


 ほかにも、タイムライン設定の強化として「フォロー」と「コミュニティ」の投稿を分けて表示できるよう準備しているということで、今後の機能追加にも期待したい。

「mixi2」Webブラウザー版がフライングからの継続公開、PCから投稿だけは可能に／エイプリルフールネタかと思いきや“本当に”開発中

Unknown news, news media, social media, software and applications, technology

（株）MIXIは4月1日、同社が提供するSNS「mixi2」のWebブラウザー版を公開した。同日のエイプリルフールにあわせて公開された“極秘開発中”のバージョンという位置づけだったが、執筆現在も開発および公開状態が継続中で、MIXI IDアカウントをもっているユーザーであれば、実際にログインしてポストすることも可能。「mixi2」は「繋がった人、繋がりたい人との関係性を深められる」こと…

5 Fitur Handphone Samsung Tersembunyi untuk Liburan Yang Perlu Kamu Ketahui

Unknown news, software and applications, technology, technology trends, travel

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1C7CVx" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1C7CVx.jpg"/>

 
 DIWIDA
 
 - Masa liburan Iduladha tahun 2025 kerap kali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur bersama dengan pasangan, anggota keluarga, maupun sahabat-sahabat mereka, ataupun
 solo traveling.


 Tugas utama saat liburan yaitu mencatat setiap momen semaksimal mungkin baik untuk arsip pribadi atau dishare di platform-media sosial.


 Saat sedang berlibur, terdapat banyak fasilitas unggulan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas foto dan videonya.


 KompasTekno
 paling tidak ada empat fitur penting yang perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum memulai liburan, terutama bagi pemilik ponsel Samsung.


 Keempat fitur tersebut mencakup:

<ul>
 <li>
 Gemini Recommendations
 </li>
 <li>
 Generative Edit
 </li>
 <li>
 Galaxy Log
 </li>
 <li>
 Live Interpreter
 </li>
</ul>

 Beberapa fitur unggulan tersebut termasuk aplikasi yang dapat diunduh secara terpisah tanpa harus menginstal semua paketnya.
 smartphone
 Samsung. Di bawah ini terdapat penjabaran mengenai setiap fiturnya.

<h2>
 
 1. Gemini Recommendations
 
</h2>

 Gemini Recommendations merupakan
 chatbot
 berbasis kecerdasan buatan (
 Artificial Intelligence
 ) buatan Google. Penggunanya bisa berinteraksi, menyampaikan perintah atau pertanyaan apa saja.


 Berbekal kecerdasan yang dimiliki oleh chatbot Gemini, Anda dapat menggunakannya untuk mendapatkan saran tentang objek wisata, makanan lokal, atau tempat hangout bersama keluarga ataupun teman-teman berdasarkan daerah tertentu. Sebagai contoh, "sarankan tempat wisata di Bogor/Bandung/Yogyakarta" serta variasi lainnya.


 Dalam hitungan detik,
 chatbot
 Akan menyediakan serangkaian informasi berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan saran-saran itu, Anda dapat segera memutuskan dan mencoba lokasi-lokasi yang dianggap menarik dari dalam daftar anjuran tersebut.


 Bukan hanya itu saja, Anda pun dapat mengharapkan saran dari Gemini Recommendations tentang tips dan trik apabila berencana mengunjungi suatu tempat. Misalnya, lokasi A akan terlihat lebih menakjubkan bila dikunjungi pada senja hari, demikian seterusnya.


 Tipe saran serta tip atau trik yang ditawarkan dapat digunakan sebagai panduan ketika merencanakan liburan ke suatu destinasi baru.


 Pengguna dapat mengunduh aplikasi ini secara terpisah melalui Google Play Store atau Apple App Store, memastikan bahwa baik pemakai Android maupun iOS dapat merasakan keuntungan dari fitur-fiturnya.

<h2>
 
 2. Generative Edits
 
</h2>

 Fitur kedua adalah Generative Edits. Ini adalah fitur standar pada seluruh jajaran telepon Samsung dan bukan khusus untuk segmen tertentu. Anda dapat mengaksesnya di berbagai model mulai dari seri A hingga S.


 Fitur Generative Edits menonjol karena dapat menghapus elemen spesifik dari gambar dengan efektif.


 Sebagai contoh, saat Anda liburan dan ingin merekam momen di suatu tempat namun ramai pengunjung, fasilitas yang dapat digunakan adalah Generative Edits.


 Dengan membuka gambar pada daftar galeri, tekan ikon Galaxy AI yang berbentuk bintang, sorot area yang mau dihilangkan, klik ikon "Hapus", lalu pilih butoon Buat.


 Tinggalkan sejenak, sistem akan menangkap area yang telah terhapus lalu memperbaikinya menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence).


 Fasilitas ini dapat menjadi pilihan utama ketika liburan karena pencatatan merupakan aktivitas penting. Terlebih lagi, apabila lokasi yang dituju mempunyai karakteristik unik yang harus direkam.


 Tidak perlu risau lagi apabila gambar Anda terdapat banyak orang atau ada wajah orang tak dikenal yang tanpa sengaja muncul di dalam bidikan kamera Anda.


 Dengan menggunakan fitur Generative Edit, Anda dapat menghilangkan objek atau individu yang tak sengaja terpotret di dalam gambar, kemudian foto tersebut dapat segera dishare ke platform media sosial setelah diperbaiki.


 Perlu diingat bahwa opsi ini menyertakan cap watermarks (
 watermark
 ) di setiap gambar yang telah diperbaharui dengan memanfaatkan fitur Perubahan Generatif.


 Watermark itu muncul di sudut kiri bawah untuk mengindikasikan bahwa fotonya telah diedit dengan fitur Generative Edits pada Galaxy AI.

<h2>
 
 3. Live Interpreter
 
</h2>

 Ketiga adalah Live Interpreter. Fitur ini sangat direkomendasikan saat Anda bepergian ke negara lain dan berinteraksi dengan orang-orang yang menggunakkan bahasa seperti Mandarin, Jepang, Korea, Prancis, dll., bukan Bahasa Indonesia.


 Fitur Live Interpreter adalah fungsi yang dapat melakukan penerjemahan bahasa secara real-time. Sebagai contoh, Anda mungkin memerlukan komunikasi dengan orang lain dalam bahasa Mandarin.


 Cukup aktifkan fungsi Live Interpreter, lalu pilih Bahasa Indonesia sebagai bahasa primer dan Bahasa Mandarin untuk ditranslasikan. Nanti layarnya akan dibagi jadi dua bagian: satu untuk teks asli dan satunya lagi untuk terjemahannya ke dalam Bahasa Mandarin.


 Dengan menekan microfon pada layar di bahasa pertama, tinggal ucapkan kalimat yang ingin diterjemahkan, sistem akan langsung menerjemahkan kalimat dari bahasa Indonesia ke Mandarin dalam bentuk audio dan juga teks.


 Para pendengar yang menerima pesan dapat segera mendengarkan serta membaca frasa dalam bahasa Mandarin yang telah di translasi.


 Apabila ingin merespons atau menyampaikan jawaban, cukup tekan mikrofon pada kotak bahasa Mandarin agar dikonversi ulang ke dalam bahasa Indonesia.


 KompasTekno
 sudah beberapa kali menjajal fitur ini di beberapa negara lain, seperti Korea, Jepang, dan Taipei. Kemampuan Live Interpreter dapat langsung menerjemahkan kalimat dengan cepat sehingga komunikasi/interaksi yang berlangsung bisa efektif dan efisien.

<h2>
 
 4. Galaxy Log
 
</h2>

 Fitur terakhir ialah Galaxy Log. Nama "Log" merujuk pada rekam video dengan profil warna flat yang membolehkan kamera mengabadikan lebih banyak detil dalam area cahaya terang.
 highlight
 ) maupun gelap (
 shadow
 ).


 File video dalam format Log serupa dengan gambar yang disimpan dalam format RAW. Rekaman video menggunakan format Log cenderung tampak pudar atau memiliki ketahanan warna rendah saat direview pertama kali; namun, hal tersebut memperbolehkan pemirsa sepenuhnya menyesuaikannya selama proses editing.
 color grading
 sesuai kebutuhan.


 Fitur ini umumnya ditemukan pada kamera profesional seperti Sony Alpha, Canon, atau DJI. Namun, untuk sementara waktu ini hanya seri Galaxy S25 dari Samsung yang menghadirkannya.


 Galaxy Log sendiri memungkinkan pengguna mengambil video dengan lebih kaya karena highlight dan shadowl lebih terjaga dan menghindari kasus
 over
 /
 underexposure,
 Warnanya dapat diadaptasi sesuai keinginan Anda, yaitu melalui preset video, dan juga menghasilkan tampilan gambar yang lebih filmografi.


 Untuk menggunakan fungsi ini, Anda dapat menyalakan opsi Profesional dalam pengaturan kamera. Setelah itu, cari dan klik kata "Log" yang terletak di sudut kanan atas layar. Jika warnanya telah berganti menjadi kuning, artinya mode tersebut sudah siap digunakan.


 Apabila fiturnya telah diaktifkan, gambar pada video yang terlihat di layar akan kelihatan monokrom atau kurang berwarna dan condong ke arah abu-abu. Ini adalah hal biasa sebab selanjutnya akan dilakukan langkah penyuntingan guna menerapkan warna sesuai pilihan Anda tersebut.


 Dengan menyalakan opsi ini, Anda pasti akan mendapat hasil foto terbaiknya. Tetapi penting untuk diingat bahwa format Log punya ukuran berkas yang lebih besar dibanding rekaman video standar.


 Pastikan Anda mengikuti media sosial kita di Instagram (@teknokompas), TikTok (@kompastekno), serta YouTube (@kompastech) agar tidak ketinggalan berita terbaru tentang perangkat gadgets dan perkembangan teknologi.

5 Fitur Handphone Samsung Tersembunyi untuk Liburan Yang Perlu Kamu Ketahui

Unknown news, software and applications, technology, technology trends, travel

DIWIDA - Masa liburan Iduladha tahun 2025 kerap kali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur bersama dengan pasangan, anggota keluarga, maupun sahabat-sahabat mereka, ataupun solo traveli…

Untuk Para Peneliti: Kumpulan Aplikasi AI Terbaik untuk Mengevaluasi Jurnal Ilmiah

Unknown artificial intelligence, business, news, software and applications, technology

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1ty8cl" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1ty8cl.jpg"/>

 
 
 DIWIDA
 
 
 ,
 
 
 Jakarta
 
 
 - Bagi Anda yang terlibat di bidang riset pastinya mengerti seberapa krusialnya proses pengumpulan serta penyusunan referensi saat menulis makalah saintifik.
 
 Aplikasi AI
 
 untuk
 review
 Jurnal saat ini semakin populer di kalangan peneliti karena memudahkan pengaturan dan analisis rujukan dengan cara yang lebih efisien.


 Sebelumnya, para peneliti biasanya melakukan pengelolaan referensi dengan cara manual, hal ini tidak hanya menghabiskan banyak waktu namun juga rawan akan kesalahan.


 Aplikasi AI untuk
 review
 
 jurnal ilmiah
 
 Hadir sebagai jawaban bagi kemudahan pekerjaan para peneliti. Fitur-fiturnya yang maju dapat mendukung proses pengumpulan, pengorganisasian, serta analisis bahan referensi secara lebih efisien dan tepat sasaran.

<h2>
 
 Daftar Perangkat Lunak Kecerdasan Buatan untuk Tinjauan Jurnal
 
</h2>

 Berikut ini adalah sejumlah aplikasi kecerdasan buatan yang bisa mendukung Anda dalam tahap tersebut.
 review
 Jurnal ilmiah yang didasari oleh referensi dari Indonesia Artificial Intelligence Hub serta Cloud Computing Indonesia.

<h3>
 
 1. EndNote
 
</h3>

 Aplikasi EndNote dinyatakan mampu mendukung para peneliti dalam mengatur rujukan mereka dengan memanfaatkan tiga fungsi inti: Pengelolaan Rujukan, Impor dari Situs Web & PDF, serta Komentar dan Catatan.


 Fitur Pengaturan Rujukan membolehkan pemakai menata rujukan menjadi berbagai kelompok.
 folder
 untuk membuatnya lebih terorganisir. Fitur Impor Website & PDF dapat digunakan untuk mengimpor referensi secara langsung dari database atau situs web sehingga bisa mempercepat tahap pengumpulan bahan pustaka.


 Di sisi lain, fasilitas Pengayaan dan Nota membolehkan para peneliti menyematkan catatan atau komentar di atas rujukan yang sudah disimpan, menjadikannya lebih simpel untuk melakukan analisis penelitian.

<h3>
 
 2. Zotero
 
</h3>

 Aplikasi Zotero adalah salah satu perangkat yang membantu para peneliti untuk mengumpulkan, mengatur, dan berbagi sumber daya penelitian dengan mudah. Aplikasi ini memiliki tiga fungsi inti: penyimpanan cloud, integrasi browser, dan pengorganisasian serta tagging.


 Fitur Penyimpanan Cloud memberikan ruang simpan gratis kepada pengguna agar dapat menaruh referensinya dengan aman.
 online
 Fitur Terintegrasi Browser membolehkan pengguna untuk menaruh referensi secara langsung dari laman web.
 web
 ke dalam database Zotero.


 Fitur Organisasi serta Penandaan membantu mengkategorikan referensi menjadi berbagai kelompok.
 folder
 serta menambahkan
 tag
 agar pencarian
 file
 rujukan yang lebih cepat dan efisien.

<h3>
 
 3. Ref-N-Write
 
</h3>

 Aplikasi Ref-N-Write dikembangkan secara khusus untuk membantu proses riset akademis. Ada tiga fungsi penting dalam aplikasi ini: Templat Penulisan, Fungsi Paraphrase, serta Analisis Gaya Menulis.


 Fitur Templat Penulisan menawarkan beragam pilihan template untuk digunakan
 template
 yang dibutuhkan dalam makalah akademik, seperti abstrak, tinjauan pustaka, dan kesimpulan. Fitur Parafrase membantu peneliti menemukan cara baru dalam mengungkapkan ide tanpa berisiko melakukan plagiarisme terhadap hasil makalah dan referensi orang lain.


 Fitur Analisis Gaya Penulisan membolehkan pengguna untuk mengukur penulisannya berdasarkan parameter gaya tertentu, menjadikan tulisan tersebut lebih seragam dan sejalan dengan standar akademis.

<h3>
 
 4. Scholarcy
 
</h3>

 Aplikasi Scholarcy adalah alat berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan khusus untuk menyederhanakan makalah penelitian. Aplikasi ini memiliki tiga fungsi inti: Penyimpulan Otomatis, Menyorotkan Informasi Kunci, serta Penggabungan dengan Sumber Rujukan.


 Fitur Ringkasan Otomatis mampu menghasilkan ringkasan dari sebuah artikel yang mencakup tujuan, metode, serta hasil utamanya. Dengan demikian, para peneliti bisa menilai sejauh mana relevansi suatu artikel secara lebih efisien. Sedangkan fitur Penekanan Informasi Kunci berfungsi untuk memperlihatkan bagian-bagian penting seperti diagram, tabel, dan data-data krusial di dalam artikel tersebut.


 Fitur Terintegrasi dengan Referensi kemudian membantu dalam menyambungkan ringkasan ke referensi yang lebih sesuai, sehingga meringankan tugas mencari literatur terkait.

<h3>
 
 5. Paperpile
 
</h3>

 Pilihan terakhir ialah menggunakan platform Paperpile guna mendukung peneliti dalam menata rujukan-referensi mereka. Yang membedakan Paperpile dari aplikasi sejenis lainnya adalah adanya integrasi langsung dengan Google Docs, membuat proses pengambilan informasinya menjadi jauh lebih mudah dan cepat.


 Tiga fitur kunci pada platform ini mencakup Integrasi dengan Google Docs, Manajemen Referensi, serta Sinkronisasi Awan. Gabungan dari ketiganya membuat proses kerja sama dalam pengumpulan sumber menjadi lebih lancar, penanganan data jadi efisien, dan mudah untuk mendapatkan akses ke rujukan menggunakan berbagai macam perangkat.

Untuk Para Peneliti: Kumpulan Aplikasi AI Terbaik untuk Mengevaluasi Jurnal Ilmiah

Unknown artificial intelligence, business, news, software and applications, technology

DIWIDA , Jakarta - Bagi Anda yang terlibat di bidang riset pastinya mengerti seberapa krusialnya proses pengumpulan serta penyusunan referensi saat menulis makalah saintif…

Hyundai Doubles Down on Connected Cars with Revolutionary 'Pleos' Software

Unknown autos, cars, hyundai, software and applications, technology

<img data-document-id="cms/api/amp/slideshow/AA1BQHeQ" data-reference="slideshow"/>

 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BQJyo" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BQJyo.jpg"/>
 <h3>
 A new vehicle OS and a next generation infotainment system are in the cards for the next few years.
 </h3>
 <ul>
 <li>
 Hyundai Motor Group launches new "Pleos" software brand.
 </li>
 <li>
 It will develop a new vehicle operating system.
 </li>
 <li>
 A next-generation infotainment system is also in the pipeline.
 </li>
 </ul>
 
 New Hyundai vehicles like the
 2025 Ioniq 5
 have already switched to a new infotainment system that’s snappier and offers more features than before. But that was just the beginning, because Hyundai has
 big plans
 on the software side for its vehicles in the near future.
 
 
 So big, in fact, that the Hyundai Motor Group has decided to launch a whole new brand called “Pleos” that will be tasked with developing a bunch of new things, including a proprietary vehicle operating system and a next-generation infotainment system for passenger vehicles.
 
 
 The move comes as the Korean automaker looks to transition from a traditional car manufacturer into a mobility technology company. The announcement was accompanied by plenty of buzzwords, including “SDV,” “app ecosystems” and “cloud.” That doesn’t mean much for the average consumer, but among all the tech talk, there are some cool things that we can expect from future Hyundai, Kia and Genesis models thanks to the new Pleos subdivision.
 
 <h2>
 What Else Is Hyundai Up To These Days
 </h2>


 <ul>
 
 <li>
 Hyundai's Georgia EV Metaplant Will Be Bigger Than Expected
 </li>
 
 
 <li>
 This May Be Hyundai's Secret Weapon In The EV Wars
 </li>
 
 
 <li>
 Hyundai Ioniq 5 And Ioniq 6 Buyers Can Now Get Free Home Chargers
 </li>
 
 
 <li>
 Hyundai’s ICCU Problem: Here’s What We Know
 </li>
 
 </ul>
 
 When it comes to passenger cars, Pleos will be responsible for developing a new infotainment system called Pleos Connect. Based on the Android Automotive Operating System (AAOS), it will likely succeed the current ccNC system that’s found in the
 Hyundai Ioniq 9
 . Hyundai said the new interface will be similar to a smartphone but with some added features like split-view and multi-window functions. Inevitably, artificial intelligence will also be present in the form of “Gleo AI,” a voice recognition system that allows the driver to control multiple functions of the car.
 
 
 Apps will also be supported, meaning owners could use some of their favorite smartphone apps directly in the car. That’s far from revolutionary, as other cars with AAOS like the
 Polestar 2
 can already do this, but it’s an upgrade from what’s currently available from Hyundai. Think Google Maps routing with dynamic EV charging stops planning.
 
 
 The company said the new Pleos Connect infotainment system will debut in the second quarter of next year, with 20 million cars expected to have it installed by 2030.
 
 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1BQLKJ" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1BQLKJ.jpg"/>
 <div class="source-title">
 Photo by: Hyundai
 </div>
 
 Pleos will also spearhead Hyundai’s bespoke vehicle operating system. That’s the software that makes an entire car function properly, and it’s different from what you interact with when you just want to set a destination in the navigation system. Similar to
 Rivian
 ’s
 Zonal Architecture
 approach, Hyundai’s new vehicle OS will use zone-specific controllers along with a high-performance vehicle computer (HPVC). This makes manufacturing simpler and potentially more affordable.
 
 
 One of the reasons behind Pleos developing a vehicle OS from the ground up is to easily integrate fleet management bits into it. That “SDV” buzzword I mentioned earlier stands for Software-Defined Vehicle, and in simple terms, it means the software of the car is more important than its spec sheet. That may not be exciting for the average driver who just wants to commute to work, but it’s pretty important for companies who want to keep a close eye on what their fleets are doing.
 
 
 With vehicle tracking software built into the cars, it’s easier and cheaper for a client to keep tabs on its drivers because there’s no need for extra dongles and software. Pleos will also run all the cloud infrastructure needed for the communication between the vehicles and customers’ laptops.
 
 
 On top of all that, Hyundai said it’s opening the gates for third-party mobile app developers as part of its Pleos Playground initiative. Devs will have access to vehicles, cloud, analytics, accessories, a comprehensive software development kit (SDK), design guides and sample codes to build cool apps and integrate features that nobody else has. That’s a big deal, and if it works, it could be a success story for Hyundai.
 
 
 The development of third-party physical accessories is also much easier for Pleos-based vehicles because external hardware can simply be plugged into the vehicle without extra settings, Hyundai Motor Group said.

Hyundai Doubles Down on Connected Cars with Revolutionary 'Pleos' Software

Unknown autos, cars, hyundai, software and applications, technology

A new vehicle OS and a next generation infotainment system are in the cards for the next few years. Hyundai Motor Group launches new "Pleos" software brand. It will develop a…

Does "vibe coding" make everyone a programmer?

Unknown artificial intelligence, machine learning, software and applications, technology, technology trends

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1AO9hh" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1AO9hh.jpg"/>

 Can a complete tech novice create a website using everyday language on ChatGPT?


 That's the promise, misleading for some, of "vibe coding," the latest Silicon Valley catchphrase for an advance in generative AI that some say makes computer programming as simple as chatting online.


 "You fully give in to the vibes, embrace exponentials, and forget that the code even exists," OpenAI co-founder and former Tesla employee Andrej Karpathy described in early February, in a message posted on X (formerly Twitter), using the term for the first time.


 "I'm building a project or web app, but it's not really coding - I just see stuff, say stuff, run stuff, and copy paste stuff, and it mostly works," he said.


 The developer and entrepreneur was referring to the new generative AI models that produce lines of code on demand in everyday language, through writing or speech.


 The concept of "vibe coding" remained confined to the AI community until New York Times columnist Kevin Roose claimed to have created websites and apps without any knowledge of programming.


 "Just having an idea, and a little patience, is usually enough," he wrote.


 The ChatGPT and Claude interfaces can write an entire program line by line on demand, as can Gemini, which launched its dedicated version, Gemini Canvas, on Tuesday.


 Other generative AI platforms specifically dedicated to coding have also made their mark in recent months, from Cursor to Loveable, or Bolt, Replit and Windsurf.


 "Maybe, just maybe, we're looking at a fundamental shift in how software is created and who creates it," said online marketing specialist Mattheo Cellini on Substack.


 "It's unlikely to make coding irrelevant, but it may change the way developers work," suggested Yangfeng Ji, professor of computer science at the University of Virginia.


 "This could lead to some job displacement, particularly for those focused solely on basic coding tasks."


 Even before "vibe coding," a downturn was being seen by some in IT employment as the first effects of generative AI began to be felt.


 The sector shed nearly 10,000 jobs in the US in February, according to the Department of Labor, and its headcount is at a three-year low.

<h2>
 Expertise needed?
</h2>

 Among code novices, many find it hard to catch the vibe.


 "People who do not have programming expertise often struggle to use these kinds of models because they don't have the right kinds of tools or knowledge to actually evaluate the output," said Nikola Banovic, professor of computer science at the University of Michigan.


 On social media, the few newbies who report on their "vibe coding" quickly complain that it's not as easy as some want to believe.


 Without mastering computing complexities like digital directories, runtime environments or application programming interfaces (APIs), it's hard to create an app that works.


 Despite his coding knowhow, Claude Rubinson, a professor of sociology at the University of Houston-Downtown, wanted to create an application for his students two years ago without tinkering with the code generated by ChatGPT.


 After a lot of trial and error, the app finally worked, but "I'm convinced it wouldn't have worked if I hadn't understood the code," which allowed him to guide the interface using the appropriate language.


 This brought home the importance of the "prompt": mastering the request submitted to obtain the desired result.


 "Programmers have certain levels of AI literacy that allows them to get what they want out of the models," said Banovic.


 Everyday users "will not know how to prompt," h warned.

Does "vibe coding" make everyone a programmer?

Unknown artificial intelligence, machine learning, software and applications, technology, technology trends

Can a complete tech novice create a website using everyday language on ChatGPT? That's the promise, misleading for some, of "vibe coding," the latest Silicon Valley catchphrase for an advance in ge…

Hyundai Doubles Down on Connected Cars with Revolutionary 'Pleos' Software

Unknown autos, cars, hyundai, software and applications, technology

Hyundai Doubles Down on Connected Cars with Revolutionary 'Pleos' Software

Unknown autos, cars, hyundai, software and applications, technology

A new vehicle OS and a next generation infotainment system are in the cards for the next few years. Hyundai Motor Group launches new "Pleos" software brand. It will develop a…

TikTok Notes Akan Dihentikan 8 Mei 2025, Inilah Alternatifnya

Unknown mobile technology, news, social media, software and applications, technology

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1Ci9zY" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1Ci9zY.jpg"/>

 
 DIWIDA,
 
 JAKARTA -
 TikTok
 Akan menghentikan operasional Notes, aplikasi bagi berbagi gambar yang bersaing dengan Instagram.


 Pada pernyataan untuk para pemakai, kelompok TikTok Notes menyebut bahwa program ini bakal berakhir pada tanggal 8 Mei, serta "seluruh fungsi yang berkaitan pun tak akan dapat dijangkau kembali."


 Berdasarkan informasi dari The Verge, TikTok merilis fitur Notes untuk pertama kalinya di awal April tahun sebelumnya. Fitur ini mengizinkan para penggunanya berbagi gambar bersama deskripsinya dan menjelajahi umpan "For You" dengan konten-konten yang telah disarankan.


 Aplikasi itu pertama kali dirilis dalam tahap uji coba terbatas di Australia dan Kanada.


 Penghentian operasional aplikasi ini tidak diambil secara ringan, sesuai dengan keterangan dari TikTok. Selain itu, kebijakan tersebut mengajak para penggunanya untuk beralih ke Lemon8, sebuah platform media sosial alternatif milik entitas utama TikTok, yaitu ByteDance.


 Lemon8 mengizinkan para pemakainya untuk berbagi gambar dan klip video serta menekankan pada bidang lifestyle, termasuk keindahan pribadi, kuliner, fashion, petualangan wisata, dan binatang kesayangan. Walaupun TikTok sudah mendorong sejumlah besar user-nya beralih ke platform ini beberapa hari menjelang masa shutdown pendeknya di Amerika Serikat, Lemon8 pun turut tutup akibat dari pembatasan tersebut.


 "Kami gembira bisa menerapkan umpan balik dari TikTok Notes ke Lemon8 sambil tetap mengembangkan area spesial bagi komunitas kita untuk saling berbagi dan mengeksplorasi konten visual, yang dibuat guna mendukung serta meningkatkan interaksi di TikTok," ungkap perwakilan TikTok kepada TechCrunch.

TikTok Notes Akan Dihentikan 8 Mei 2025, Inilah Alternatifnya

Unknown mobile technology, news, social media, software and applications, technology

DIWIDA, JAKARTA - TikTok Akan menghentikan operasional Notes, aplikasi bagi berbagi gambar yang bersaing dengan Instagram. Pada pernyataan untuk para pemakai, kelompok TikTok Notes menyebut…

Bagaimana Google Maps Mengenali Kemacetan Secara Cepat?

Unknown google maps, software and applications, technology, technology trends, transportation

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1rvgpk" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1rvgpk.jpg"/>

 Pada saat melakukan perjalanan pulang atau kembali dari liburan, perangkat navigasi merupakan sarana yang tidak bisa dilepaskan. Sebagai contoh, Google Maps telah menjadi salah satu alat navigasi unggulan yang banyak dipercaya oleh para pemakai global guna memperoleh data seputar jalur paling cepat serta situasi lalu lintas terupdate. Menggunakan tampilan berwarna hijau, kuning, dan merah, program tersebut dapat menyajikan petunjuk visual yang jelas bagi penggunanya.
 
 kemacetan
 
 Lalu lintas di beberapa jalur jalan tersebut. Tetapi, bagaimana sesungguhnya Google Maps menangkap serta menganalisis datanya agar bisa mendeteksi kemacetan dengan tepat? Dikutip dari situs web ini:
 
 howstuffworks
 
 , dan
 
 Times of India
 
 Berikut adalah kelima cara utama yang dipakai Google Maps untuk mengidentifikasi situasi traffik jalan raya.


 
 1.Data Historis
 


 Satu metode penting yang sering dipakai
 
 Google Maps
 
 Untuk mendeteksinya, sistem ini menggunakan analisis data historis. Perangkat lunak ini mengumpulkan detail tentang tren lalu lintas melalui periode waktu, mencakup durasi perjalanan rata-rata di setiap jalur jalan pada beragam jam siang atau malam serta beberapa hari dalam satu minggu. Menggunakan kumpulan data yang sudah terkumpul selama bertahun-tahun, Google Maps bisa meramalkan tingkat kesibukan lalu lintas bahkan sebelum pengguna masuk ke jalan tersebut. Sebagai contoh, bila ada ruas jalan yang sering macet menjelang akhir pekan, aplikasi ini bakal menyesuaikan prediksi lamanya perjalanan dan juga menyediakan pilihan jalur lain sebagai solusi.


 
 2. Sensor Lalu Lintas
 


 Sebelum era smartphone, Google Maps bergantung pada data yang didapatkan melalui sensor lalu lintas terpasang di sejumlah besar jalur utama. Biasanya, organisasi pemerintahan ataupun firma privat fokus pada pengelolaan infrastruktur tersebut. Teknologi bervariasi digunakan dalam sensor ini seperti radar, infrared aktif, hingga lidar, semuanya bekerja bersama untuk mencatat volume kendaraan serta kecepatannya. Informasi hasil kumpulan itu selanjutnya disiarkan via wireless menuju server-server, sehingga memungkinan pembaruan status lalu lintas real-time bagi sistem.
 real-time
 .


 Akan tetapi, penggunaan sistem sensor lalu lintas mempunyai batasan tertentu, terkhusus berkaitan dengan luas area yang dapat ditutupi. Ongkos instalasi serta perawatan alat-alat tersebut relatif mahal sehingga biasanya cuma diposisikan pada jalur-jalanan penting atau daerah-daerah dengan volume kendaraan padat. Sebagai akibatnya, data-data mengenai arus lalu lintas yang didapat melalui sarana ini kerap gagal menjangkau jalan-jalan sempit ataupun rute-rute lain yang minim pantauan.


 
 3. Crowdsourcing
 


 Mulai tahun 2009, Google Maps menerapkan metode berbasis partisipasi publik atau crowdsourcing guna meningkatkan ketepatan datanya tentang arus lalu lintas. Informasi ini diperoleh melalui data pergerakan kendaraan dari para pemilik ponsel Android yang telah menghidupkan fitur GPS dan sedang menggunakan aplikasi Google Maps. Laporan kecepatan kendaraan di jalanan bervariasi disampaikan dengan cara anonim kepada server milik Google. Selanjutnya, data ini diproses oleh sistem mereka untuk memberikan gambaran real-time terkini tentang situasi lalu lintas pada suatu area tertentu.


 Cara ini menawarkan berbagai kelebihan dibandingkan dengan metode pemantauan lalu lintas tradisional. Mengingat bahwa datanya diperoleh secara langsung dari ratusan hingga jutaan orang yang tengah mengemudi, Google Maps mampu melakukan pembaharuan tentang kondisi lalu lintasnya lebih cepat serta tepat. Tambahan pula, seiring bertambahnya populasi penggunanya, sistem tersebut bisa terbebas dari kesalahan penafsiran data, misalkan saja tidak lagi salah sangka jika ada mobil tertumpuh di area SPBU atau tempat makan sebagai tanda adanya kemacetan.


 
 4. Penanganan Data secara Langsung
 


 Salah satu kelebihan besar dari Google Maps adalah kemampuan unggulnya untuk memroses serta menyediakan data lalu lintas secara langsung. Melalui integrasi beberapa jenis informasi, aplikasi ini mampu memberikan tampilan yang sangat presis tentang situasi jalanan pada saat itu juga. Apabila ada hal-hal tak terduga, misalkan tabrakan kendaraan atau pemblokiran jalan karena pemeliharaan, platform ini dengan cepat melakukan update atas detail tersebut dan menyarankan pilihan rute lain bagi para penggunanya.


 Kecepatan dan akurasi pada pengolahan data merupakan faktor penting untuk menjamin kepercayaan informasi lalu lintas di Google Maps. Melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan beserta algoritme pembelajaran mesin, Google mampu menyaring datanya, menghilangkan kemungkinan salah tafsir, serta meramalkan efek dari sebuah peristiwa kepada situasi lalu lintas di area sekitarnya.


 
 5. Integrasi dengan Waze
 


 Tahun 2013, Google menyerap Waze, yaitu suatu aplikasi petunjuk rute dengan basis sosial yang membolehkan para pemakainya memberi laporan tentang situasi jalan secara langsung. Setelah digabungkan dengan Google Maps, pengguna bisa mendapatkan data lebih lanjut seputar kemacetan lalu lintas yang tak selalu dideteksi lewat metode otomatis saja. Sebagai contoh, mereka yang menggunakan Waze pun sanggup menyampaikan kabar soal insiden semacam tabrakan, mobil mati mesin, permukaan jalan bergelombang, bahkan operasi polisi dalam penertiban arus kendaraan.


 Laporan dari Waze muncul di Google Maps sebagai simbol-simbol kecil yang menggambarkan beragam situasi lalu lintas, termasuk lambang pekerjaan peningkatan infrastruktur jalan.
 
 kecelakaan
 
 , atau kamera pemantau kecepatan. Kelebihan dari sistem ini terletak pada kapabilitasnya memberikan data yang lebih bersifat konteks dan sesuai dengan kondisi aktual melalui perspektif langsung dari mereka yang menggunakan jalan tersebut.

Bagaimana Google Maps Mengenali Kemacetan Secara Cepat?

Unknown google maps, software and applications, technology, technology trends, transportation

Pada saat melakukan perjalanan pulang atau kembali dari liburan, perangkat navigasi merupakan sarana yang tidak bisa dilepaskan. Sebagai contoh, Google Maps telah menjadi salah satu alat navigasi un…

TalentSprint Unveils Cutting-Edge Generative AI Program for Professional Growth (International Edition)

Unknown artificial intelligence, machine learning, software and applications, technology, technology industry

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B4N62" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B4N62.jpg"/>
<div class="content count-br">
 
 
 VMPL
 
 
 Hyderabad (Telangana), India — On March 17, TalentSprint, which stands as a worldwide frontrunner in
 DeepTech education
 , has launched a comprehensive, four-month Executive Program in Generative AI Foundations and Applications tailored for both up-and-coming as well as seasoned industry professionals. This initiative aims to equip participants with advanced AI competencies and practical know-how within the fast-paced domain of generative artificial intelligence.
 
 
 The generative artificial intelligence sector is anticipated to be worth around $200 billion by 2032, and projections indicate that AI-created information will make up 10% of total data by 2025. As a result, businesses across the globe are transitioning from merely analyzing data to producing content driven by AI technology. There has never been greater demand for specialists skilled in advancing AI innovations.
 
 
 TalentSprint’s Generative Artificial Intelligence (GenAI) course helps individuals thrive amidst the current AI transformation. This comprehensive program spans from basic concepts to sophisticated uses of AI technology, incorporating topics like architecture designs, prompt crafting, retrieval-enhanced creation techniques, intelligent agent development, and deploying practical AI solutions—all rounded off with an authentic final project. Throughout the coursework, learners engage through entirely live, web-based classes instructed by seasoned professionals who prioritize regular lab work, detailed case analyses, and extensive practical assignments. Additionally, students become adept at using more than ten top-tier AI software platforms, preparing them for leadership roles in driving technological advancements within their respective industries.
 
 
 Anurag Bansal, the CEO and Managing Director of TalentSprint, stated, "Generative AI is reshaping various fields at breakneck speed. This initiative aims to empower professionals to stay ahead and spearhead this transformation by leveraging AI to address practical problems in multiple domains."
 
 
 TalentSprint’s offering is designed for individuals across various phases of their careers. For those just starting out, the course provides a solid grounding in Generative AI, enabling participants to develop practical skills via project-based learning, real-life scenarios, and access to advanced AI technologies—thus boosting their chances of securing jobs in fields dominated by artificial intelligence. Meanwhile, experienced workers can enhance their expertise in using AI for making informed decisions, automating processes, and fostering innovative ideas, ensuring they stay relevant amid industry shifts driven by generative AI. This curriculum prepares these professionals to boost productivity, explore fresh career paths, and thrive in an environment where AI takes precedence.
 
 
 Supported by over 15 years of
 DeepTech education
 With expertise, TalentSprint has uplifted more than 250,000 professionals. This fresh initiative reinforces TalentSprint’s dedication to cultivating future-proof AI talents, guaranteeing that professionals are well-prepared for an AI-dominated landscape. To learn more, please visit.
 talentsprint.com/course/generative-ai
 
 
 About TalentSprint
 
 
 Founded in 2010, TalentSprint is an integral part of the NSE group and operates as a worldwide provider of cutting-edge technological education enhanced by artificial intelligence. It offers transformative bootcamp experiences and advanced learning opportunities for contemporary professionals aiming to equip themselves with profound knowledge for the future. By collaborating with premier educational bodies and major international technology firms, TalentSprint develops forward-thinking curricula designed to achieve outstanding results. Their AI-driven platform called ipearl.ai integrates rigorous scholarly standards with practical insights from seasoned experts. High levels of participant involvement coupled with excellent satisfaction ratings have established them as a key figure within their sector. To learn more, you can explore further at
 talentsprint.com.
 
 
 (ADVERTORIAL DISCLOSURE: The aforementioned press release has been supplied by
 VMPL
 ANI shall not bear any responsibility for the content thereof).
 
 
</div>
Provided by SyndiGate Media Inc.
Syndigate.info
).

TalentSprint Unveils Cutting-Edge Generative AI Program for Professional Growth (International Edition)

Unknown artificial intelligence, machine learning, software and applications, technology, technology industry

VMPL Hyderabad (Telangana), India — On March 17, TalentSprint, which stands as a worldwide frontrunner in DeepTech education , has launched a comprehensive, four-month Executiv…

DeepSeek vs. Manus：谁能称霸？

Unknown artificial intelligence, business, news, software and applications, technology

最近menus横空出世，号称国产AI的第二次荣光，当然了，第一次荣光大家都知道，就是DeepSeek。胖二猫找了一下资料，给大家说一下DeepSeek和Manus的区别及应用场景。

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1ASZca" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1ASZca.jpg"/>

 DeepSeek和Manus是当前AI领域备受关注的两大产品，它们在技术定位、功能特性和适用场景上有显著差异，但同时也存在互补性。以下从多个维度对比分析两者的区别及其实际应用价值：


 
 一、核心定位与技术架构
 


 
 DeepSeek：知识型“超级大脑”
 


 
 - 定位：
 
 专注于语言模型的深度优化，擅长知识整合、文本生成与专业推理，被形容为“学霸型AI”或“智库”。


 
 - 技术架构：
 
 基于稀疏激活网络（MoE）架构，拥有6710亿参数和14.8万亿Token的高质量训练数据，在数学推理（如AIME 2024得分39.2）和代码生成（HumanEval测试通过率82.6%）方面表现卓越。


 
 - 优势场景：
 
 合同审查、学术论文润色、情感化文案创作、多模态图像处理（如1024x1024像素识别）。


 
 Manus：执行型“全能打工人”
 


 
 - 定位：
 
 全球首款通用AI Agent，强调任务闭环执行能力，从规划到交付全程自主完成，被称为“数字员工”。


 
 - 技术架构：
 
 采用多智能体协作架构，通过虚拟机调用多个子Agent，结合工具链（如浏览器、代码编辑器）实现端到端自动化。在GAIA基准测试中，其任务拆解颗粒度达“0.1秒级决策”，性能超越OpenAI同类产品。


 
 - 优势场景：
 
 简历筛选、股票数据分析、房产调研、跨平台任务自动化（如爬取数据→生成报告→部署网站）。

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1AT3Mq" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1AT3Mq.jpg"/>

 
 二、功能差异与适用场景
 


 
 维度 DeepSeek Manus
 


 
 - 核心功能:
 
 文本生成、知识问答、专业润色 任务规划、工具调用、全流程闭环执行


 
 - 交互模式:
 
 聊天式提问，直接生成内容 需明确指令，支持复杂流程编排


 
 - 典型应用:
 
 写文章、改合同、解答数学题 生成旅行攻略、分析股票、自动化运营


 
 - 技术亮点:
 
 多模态兼容、高性价比API（成本为Claude-3.5的1/15） 异步处理、记忆优化、工具链整合


 
 - 局限性:
 
 无法直接操作系统或调用工具 复杂任务需依赖预设工具链，错误传导风险较高

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1ASWud" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1ASWud.jpg"/>

 
 
 三、实际应用价值
 
 


 
 DeepSeek的助力方向
 


 
 - 内容创作者：
 
 快速生成高质量文案（如公众号推文、短视频脚本），优化专业文档。


 
 - 企业服务：
 
 低成本API支持法律合同审查、多语言翻译等规模化需求。


 
 - 教育与研究：
 
 解答复杂数学问题、辅助学术论文写作。


 
 Manus的助力方向
 


 
 - 企业自动化：
 
 HR批量筛选简历、市场部门自动生成数据分析报告。


 
 - 个人效率提升：
 
 旅行规划（自动订票、生成手册）、跨平台内容发布（如社交媒体运营）。


 
 - 开发者生态：
 
 通过开源推理模块（计划年底开放），支持自定义工具链集成。

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1ASZcv" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1ASZcv.jpg"/>

 
 四、DeepSeek和Manus的区别和应用场景
 


 
 - DeepSeek：
 
 单一大模型，知识型“超级大脑”，核心功能包括文本生成、知识问答、专业润色，交互模式是聊天式提问直接生成内容。优势场景有合同审查、学术论文润色等，助力内容创作者、企业服务、教育与研究。


 
 - Manus：
 
 多助手协作，执行型“全能打工人”，核心功能为任务规划、工具调用、全流程闭环执行，交互模式需明确指令，支持复杂流程编排。优势场景涵盖销售、股票数据分析等，助力企业自动化、个人效率提升、开发者生态 。


 
 - 如何选择：
 
 若需求以“脑力劳动”为主，如内容创作、专业咨询，且预算有限（开源模型支持定制），选DeepSeek；若需自动化处理多步骤任务，如数据分析、跨平台操作，追求“解放双手”的效率提升，选Manus。


 
 - 协同使用：
 
 DeepSeek可作为“军师”提供内容建议，Manus则作为“执行者”将建议转化为具体成果 。


 怎么样，了解了吗？简单一句话说，胖二猫觉得Manus就是一个AI工具集合，不知道理解的准确不准确？

DeepSeek vs. Manus：谁能称霸？

Unknown artificial intelligence, business, news, software and applications, technology

最近menus横空出世，号称国产AI的第二次荣光，当然了，第一次荣光大家都知道，就是DeepSeek。胖二猫找了一下资料，给大家说一下DeepSeek和Manus的区别及应用场景。 DeepSeek和Manus是当前AI领域备受关注的两大产品，它们在技术定位、功能特性和适用场景上有显著差异，但同时也存在互补性。以下从多个维度对比分析两者的区别及其实际应用价值：一、核心定位与技术架构…

Photo Calorie App Cal AI, Downloaded Over a Million Times, Created by Two Teenagers

Unknown artificial intelligence, software and applications, technology, technology companies, technology industry

In a world dominated by "vibe coding," Zach Yadegari, the teenage founder of Cal AI, ironically sticks out with his retro style.


 It’s ironic since Yadegari and his partner founded it together.
 H
 enry Langmack
 Both are merely 18 years old and have recently completed high school. Nevertheless, their tale up until now follows a familiar pattern.


 Introduced in May, Cal AI has accumulated more than 5 million downloads within just eight months, according to Yadegari. Moreover, he mentions that the user retention rate exceeds 30%, and the application raked in over $2 million in revenue during the previous month.


 Even though I couldn't verify his claims about downloads and earnings, Cal AI has earned a 4.8-star rating on the Apple App Store from more than 66,000 reviews. Additionally, it boasts over 1 million installations on Google Play, where it maintains a 4.8-star rating based on almost 75,000 reviews.


 The idea is straightforward: Snap a photo of your upcoming meal, and allow the application to track the calories and macronutrients for you.


 It’s not an original concept. For example, the leading app in calorie tracking, MyFitnessPal, offers its Meal Scan feature. Additionally, there are applications such as SnapCalorie, which were
 launched in 2023 and developed by the creator of Google Lens.


 One potential benefit of Cal AI is that it was developed entirely during the era of extensive image models. It leverages models from companies such as Anthropic and OpenAI along with Retrieval-Augmented Generation (RAG) techniques to enhance precision. The system is trained using publicly available food calorie data and image databases sourced from platforms like GitHub.


 "We've discovered that various models perform better with different types of food," Yadegari explains.


 Throughout their journey, the creators tackled various technical challenges such as identifying components from food packaging or sorting out mixed-up items in bowls.


 The outcome is an application that its developers claim has a 90% accuracy rate, seeming sufficient for numerous individuals following diets.

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B1MfE" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B1MfE.jpg"/>
<h2 class="wp-block-heading" id="h-teen-coders-and-a-hacker-house">
 Young programmers and a hacker residence
</h2>

 Yadegari is gaining recognition for his initial achievements as well. However, different from teenage programmers who grew up using AI assistants, he learned Python and C# during his middle school years, according to him.


 Yadegari established his initial enterprise in the ninth grade.
 sold it
 For $100,000 to another gaming company called FreezeNova at age 16, he shares his experience: "Following the quarantine period, schools distributed Chromebooks to every student, and predictably, many young people attempted to exploit this situation by engaging in gameplay during class hours."


 The school reacted by restricting online access to those gaming websites. Therefore, he "identified an opening" to create a site providing access to every unblocked game.


 The best part? He named the site " Totally Science" to ensure the school wouldn't block it as well.


 After completing that sale, he and Langmack viewed Y Combinator videos and mingled with the coding community on X in search of their next big concept. It was there on X that he connected with Blake Anderson, who would go on to be a co-founder at Cal AI. At just 24 years old, Anderson had
 gained recognition as a youthful developer of consumer apps
 as well, for developing ChatGPT-based dating apps such as RizzGPT and Umax.


 Yadegari and Langmack came up with their concept when Yadegari started going to the gym to build muscle and "make an impression on girls," he mentioned with a smile.


 Next, they opted for yet another overused scenario: Relocating to San Francisco to reside in a hacker collective as they developed their prototype.


 However, during his time there, Yadegari, whose parents were both attorneys, gleaned an opposing insight. He realized he desired to attend college rather than follow the typical path of becoming a Silicon Valley drop-out.


 "Non-stop work, even sleeping on the floor; however, there was this one night which made it a really enjoyable and educational period," he commented about his experience.


 However, he glanced around and said, "Throughout the day, we were encircled by individuals in their late 20s or early 30s. It made me realize that without going to college, this could very well be my future."


 Although he hasn't decided on which university to enroll in just yet, he continues to enjoy managing the business with Langmack. The venture has expanded to include Jake Castillo, aged 28, who serves as the COO overseeing influencer marketing efforts. Additionally, they have a team of eight full-time staff members comprising developers, a designer, and social media managers.


 © 2024 . All rights reserved. Intended for individual use only.

Photo Calorie App Cal AI, Downloaded Over a Million Times, Created by Two Teenagers

Unknown artificial intelligence, software and applications, technology, technology companies, technology industry

In a world dominated by "vibe coding," Zach Yadegari, the teenage founder of Cal AI, ironically sticks out with his retro style. It’s ironic since Yadegari and his partner founded it together. H …

パソコンでAndroidのゲームがプレイできる「Google Play Games」の対象が拡大／「Game of Thrones: Kingsroad」「Sonic Rumble」などもリリース予定

Unknown android games, gamers, software & apps, software and applications, video game industry

<img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B3Yvq" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B3Yvq.jpg"/>


 米Googleは3月13日（現地時間）、同社が提供するWindows PC向けAndroidゲームプラットフォーム「Google Play Games」の最新アップデート情報を公開した。パーソナライズ機能や「Google Play ポイント」システムが強化されるほか、対象となるゲームを拡張し、PC専用ゲームにもプラットフォームを開放するという。


 PC版「Google Play Games」は、「Google Play」で提供中のAndroid向けモバイルゲームをWindows環境でもプレイでき、キーボードとマウスで操作して大画面でゲームを楽しむことができる。現在、ベータ版として提供されており、2025年後半には一般提供が開始される予定。


 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B3M2o" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B3M2o.jpg"/>


 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B3M2t" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B3M2t.jpg"/>


 パーソナライズ機能の強化では、新たにカスタムコントロールが追加され、「Google Play Games」の設定画面で、画面上ジョイスティックコントロールの配置などを自分に合わせて細かくカスタマイズ可能。また、同じゲームを複数のアカウントで同時にプレイできる機能も追加された。


 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B3JKN" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B3JKN.jpg"/>


 Google Play ストアでのアプリ購入などにより付与される「Google Play ポイント」では、最大10倍のポイントブースターが提供されることが発表された。また、今後数週間でポイント残高をスマホやPCで簡単に確認できるようになり、ポイントを獲得してゲーム内アイテムや割引などに交換しやすくなる。


 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B40zw" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B40zw.jpg"/>


 <img data-document-id="cms/api/amp/image/AA1B3VYb" data-reference="image" src="https://img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1B3VYb.jpg"/>


 新規タイトルとしては、2025年中に「Game of Thrones: Kingsroad」「Sonic Rumble」「ODIN: VALHALLA RISING」が新たにリリースされる予定。また、モバイル向けアプリ「Train Sim」「Pet Shop Fever: Animal Hotel」などのタイトルがPCでもプレイ可能となるほか、PCゲームの「DREDGE」「TABS Mobile」が「Google Play Games」に登場する。


 このほか、開発者向けに最新のグラフィックAPI「Vulkan」の提供を開始し、Android Dynamic Performance Framework（ADPF）を強化。PC版に限らず、Android版ゲームにおけるゲームのパフォーマンスに関しても、フレームレートが上がり、ビジュアルがよりリアルになる。さらに、安定した応答性の高いプレイが可能だ。

パソコンでAndroidのゲームがプレイできる「Google Play Games」の対象が拡大／「Game of Thrones: Kingsroad」「Sonic Rumble」などもリリース予定

Unknown android games, gamers, software & apps, software and applications, video game industry

米Googleは3月13日（現地時間）、同社が提供するWindows PC向けAndroidゲームプラットフォーム「Google Play Games」の最新アップデート情報を公開した。パーソナライズ機能や「Google Play ポイント」システムが強化されるほか、対象となるゲームを拡張し、PC専用ゲームにもプラットフォームを開放するという。 PC版「Google Play Games…